Hukum Minum Air Rendaman Lembar Mushaf Al Qur’an

 
Hukum Minum Air Rendaman Lembar Mushaf Al Qur’an

Meminum Minyak Al-Qur’an

Pertanyaan :

Bagaimana hukum meminum yang dinamakan minyak al-Qur’an untuk memperkuat badan dan untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina. Apakah haram, atau makruh, ataukah sunat, atau boleh (mubah)?

Jawab :

Kalau yang dimaksudkan itu air untuk merendam lafal-lafal al-Qur’an sampai hancur, maka hukumnya tidak haram.

Keterangan, dari kitab:

  1. I’anah al-Thalibin[1]

(قَوْلُهُ لاَ شُرْبُ مَحْوِهِ) أَي لاَ يَحْرُمُ شُرْبُ مَا مُحِيَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَعِبَارَةُ الْمُغْنِيّ وَلاَ يُكْرَهُ كَتْبُ شَيْءٍ مِنَ الْقُرْآنِ فِيْ إِنَاءٍ لِيُسْقَى مَائُهُ لِلشِّفَاءِ.

Tidak haram meminum air larutan tulisan al-Qur’an. Dalam kitab al-Mughni dijelaskan, tidak dimakruhkan menulis sesuatu (ayat-ayat) yang terdapat dalam al-Qur’an ke suatu bejana untuk diminumkan airnya untuk penyembuhan.

[1] Al-Bakri Muhammad Syatha al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, (Singapura: Sulaiman Mar’i, t .th). Jilid I, h. 69.

 

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 145

KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-9

Di Banyuwangi Pada Tanggal 8 Muharram 1353 H. / 23 April 1934 M.