Kiai Muhaimin: MTQ Plat Hijau dan Plat Merah Beda Sifat

 
Kiai Muhaimin: MTQ Plat Hijau dan Plat Merah Beda Sifat

KARAWANG - Gelaran Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) antar Pondok Pesantren se Indonesia dan Kongres ke V JQH Nahdlatul Ulama (JQH NU) di Pondok Pesantren Asy Sidiqiyah 3 Karawang, Jawa Barat memasuki hari ketiga, setelah sebelumnya di buka oleh Presiden Jokowi di Istana, Jakarta.

Selesai pelantikan para dewan hakim, acara dilanjutkan dengan berbagai perlombaan MTQ dari mulai hifzdil Quran sampai tartil Quran. 

Ketua Umum JQH PBNU, Dr KH Abdul Muhaimin Zein menegaskan, bahwa MTQ NU adalah tradisi milik NU yang harus di lestarikan. Begitu juga kongres JQH NU yang dilakukan lima tahunan. 
"Saya diberi amanat untuk menjabarkan amanat Kiai Said di istana kemarin tentang MTQ dan Kongres," ujarnya saat sambutan pelantikan dewan hakim di arena acara MTQ, Karawang, Kamis (12/7)

Dijelaskannya, bahwa perbedaan antara MTQ yang diselenggarakan oleh pemerintah (plat merah) dengan plat hijau (NU) terletak pada prinsip dan tujuannya. 
"Kalau MTQ yang di selenggarakan plat merah sifatnya menujukan prestasi daerah-daerah dan ada duitnya, tapi kalau MTQ JQH NU sifatnya silaturrahmi dan mencari ridho Allah," ungkapnya 

Meskidemikian, pelaksanaan MTQ JQH NU kali ini sukses karena presiden yang membuka. Dan rencananya Menteri Agama yang akan menutup. Untuk itu, lanjut Kiai Muhaimin, pemerintah harus mau bersinergi dengan NU. "Kalau acara STQ nasional di serahkan kepada kita, maka minimal kamar mandi di pondok akan bersih dan bagus," ungkapnya

Selain itu, Kiai Muhaimin juga usul kepada tim rekomendasi pada kongres JQH NU, untuk merekomendasikan gelaran MTQ dilakukan dua tahunan sekali. 
"Besok acara ini yang nutup Menteri Agama. Mohon rekomendasi ini di sodorkan kepada Menteri Agama dan PBNU," pungkasnya (hud)

 

 

Tags