PDNU Jaga Karakter Dokter Aswaja  

 
PDNU Jaga Karakter Dokter Aswaja  

MALANG - Guna memantapkan diri untuk menjadi sebuah badan otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama  (PDNU) terus lakukan pemantapan serta berbagai persiapan. Seperti melakukan silaturahmi nasional (Silatnas) Perhimpunan Dokter NU (PDNU) yang digelar di Universitas Islam Malang (UNISMA). “Tujuan dari silatnas ini adalah guna menjaga karakter dokter, yang berahli ‘sunnah waljamaah anadiyah,” ujar dr.Hardadi Airlangga Ketua Pelaksana Silatnas PDNU usai membuka acara yang dipusatkan di lantai tujuh Pasca Sarjana Unisma Minggu (15/7/2018) kemarin.

Dikatakannya, PDNU sebagai organisasi yang menghimpun para dokter NU, sangat penting keberadaanya. “Dan Silatnas seperti ini akan dapat menjaga karakter dokter pada relnya, dimana disamping bekerja untuk kesehatan dokter juga bisa berdakwah, dimana dokter yang ulama dan ulama yang dokter,” ungkap dr. Hardadi Airlangga,

Silatnas PDNU ini diikuti sekitar 300 orang dokter dari seluruh Indonesia. “Nantinya akan terwujud sebuah rumusan yang baku dan dapat djadikan sebagai pedoman bagi para dokter NU dalam menjalankan profesi serta perannya sebagai dokter yang ulama,” tandas Hardadi.

Pada kesempatan yang sama Prof. Dr. Maskuri, Rektor Unisma berharap agar PDNU dapat mengambil peran penting, khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran. “Karena dengan mengedepankan peranan ulamanya, dalam berhadapan dengan pasien akan menjadi obat kesembuhan bagi pasien itu sendiri,” ungkap Rektor Unisma.

Disamping itu para dokter, juga akan lebih mengedepankan pendekatan keagamaan, disamping keilmiahan, utamanya di bidang kedokteran. “Dan pada Silatnas ini diharapkan, akan memunculkan terobosan baru yang dapat menjadi pedoman para dokter NU dalam menjalankan profesinya, seiring perkembangan dunia kedokteran yang semakin maju,” tandas Prof  Maskuri

Dirinya mengingatkan para dokter tidak hanya fokus pada kesehatan masyarakat saja namun juga memberi aksi untuk membangun negeri. Salah satu upaya UNISMA sendiri adalah dengan mencetak generasi yang benar-benar kompeten dan ahli di bidangnya. Rektor menekankan jika FK UNISMA memang berkomitmen penuh terhadap penyelenggaraan program pendididikan dokter khususnya di Fakultas Kedokteran.

 

Dirinya menegaskan tidak akan terjadi proses ‘jalur belakang’ yang ada di FK UNISMA. Sekalipun yang ‘menitipkan’ adalah para Kyai besar NU. “Kalaupun ada terjadi kyai yang ‘menitipkan’ sebenarnya meskipun kita juga bingung harus bersikap tapi kita tetap memiliki standar yakni matrikulasi. Kalau misal si calon ini tidak lolos matrikulasi ini ya nyuwun sewu, tidak akan lolos,” tegasnya.

 

Pihaknya benar-benar selektif dengan para mahasiswa yang masuk Fakultas Kedokteran. Tentunya jika mahasiswa tidak memiliki kompetensi yang sesuai untuk masuk fakultas ini, yang dirugikan adalah pasien dari para jebolan Fakultas Kedokteran UNISMA di masa depan. (hud)

 

 

 

 

Tags