Kaget, Preman Insaf Ini Dicium Tangannya Oleh Habib Mundzir

 
Kaget, Preman Insaf Ini Dicium Tangannya Oleh Habib Mundzir

Ulama itu tidak membeda-bedakan ras, suku dan latar belakang seorang. Semuanya diposisikan setara, damai saja. Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa adalah salah satu tokoh ulama sekaligus figur Islam yang patut diteladani. Kealiman serta kedalaman ilmunya benar-benar diamalkan.

Habib Mundzir dikenal sebagai ulama’ yang tiada batas. Ia Menyampaikan pesan pesan Islan ini tidak hanya di majlis-majlis ulama. Namun, ia menyapa siapa saja umat Kanjeng Nabi Muhammad. Termasuk kaum preman, justru malah didekati sama Habib Mundzir.

Menurut suatu riwayat, pada suatu saat Habib Mundzir mendatangi seorang preman yang dikenal sebagai bandarnya, ketua gengnya. Pasalnya, preman ini tak pernah mau menerima tausiyah dari siapa saja. Bahkan masyarakat merasa tak nyaman mengajak kebaikan selama masih ada preman itu.

Kabar ini sempat didengar oleh Habib Mundzir. Setelah beliau tahu dengan perilaku preman ini, Habib Mundzir pun mendatanginya dan kemudian bertemulah dengan preman ini. Preman itu sudah tahu dengan sosok Habib Mundzir, apalagi penampilan Habib Mundzir yang memang penuh kharisma dan kelembutan itu.

“Siapa anda, mau apa ke sini?,” tanya preman itu.

“Saya Mundzir bin Fuad. Saya mewakili pemuda di sini, memohon restu dan izin bapak, agar mereka membuat majelis di musholla deket sini,” jawab Habib Mundzir sekaligus mengulurkan tangan untuk salaman dan Habib Mundzir mencium tangan preman itu dengan penuh kasih sayang.

Sontak, waktu itu juga preman tersebut menunduk dan menangis di depan sang Habib. Ia merasa hatinya bergetar, terharu dengan ikhwal akhlak Habib Mundzir. Awalnya, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Habib akan memuliakannya, memosisikan dirinya setara dengan ummat Muhammad lainnya.

“Seumur hidup saya belum pernah ada kyai datang ke rumah saya. Lalu kini, Pak Ustadz datang ke rumah saya, mencium tangan saya. Tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak saya pun jijik pada saya dan tak pernah mencium tangan saya. Semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya mau berbuat jahat lagi dan lagi. Kini datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya,” ceritanya.

Berawal dari ushwah Habib Mundzir ini, si preman jadi insaf. Ia terseduh terus menangis dan bersimpuh kepada Habib Mundzir. Hingga akhirnya, ia benar-benar bertaubat dan kemudian aktif menjadi anggota Majlis Rasulullah. Awalnya, dia memang preman, tapi setelah taubat ia menjadi sangat cinta kepada Rasulullah.

Kepada Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa, al-Fatihah.