Benteng Aswaja Itu adalah Kyai Marzuki Mustamar

 
Benteng Aswaja Itu adalah Kyai Marzuki Mustamar

Sore itu, sosok bersarung dan diikuti santri melangkah ke pesarean (maqam) Kalipucung Sanankulon Blitar. Beliau bersila di depan sohibul maqbarah. Tepatnya sosok tersebut takziah/ ziaroh ke salah satu pesarean sesepuh kampung halamannya.

Pak Marzuki--sebutan masyarakat Kalipucung Blitar--kepada Kiai yang dikenal sebagai Benteng Aswaja ini. Kedatangannya ke pesarean juga dalam rangka mengenang masa kecil di kampung asri itu.

Ayah beliau yang bernama Kiai Mustamar adalah santri Rais Syuriah PCNU Blitar, Mbah Kiai Manshur Kalipucung Blitar (karib Mbah Kiai Wahab Hasbullah). Acapkali Pak Marzuki menuturkan bahwa ayahnya mendapatkan gemblengan dari Mbah Kiai Manshur ketika perang berkecamuk di negeri ini.

Setelah perang mereda, Kiai Mustamar sekeluarga pindah rumah ke daerah Kanigoro Blitar. Disitulah Kiai Mustamar menghabiskan masa tuanya. Sedangkan Marzuki muda mengenyam pendidikan di Malang dan digembleng oleh alm. Kiai Masduqi Mahfudz, Malang.

Perjuangan sosok sederhana yang dikenal dengan Kiai Marzuki Mustamar pengasuh pondok Sabilurrosyad Gasek, Malang ini getol menegakkan Aswaja dan menancapkan ideologi Aswaja. Dan itu bukanlah perkara mudah. Bagi Kiai Marzuki Mustamar, NU adalah ujung tombak mengokohkan Islam rahmatan lil alamin. Oleh karena itu, generasi muda harus siap menghadapi tantangan zaman serta membekali diri dengan ragam keilmuan.

Santri iku nek sinau, ngibadah, ndungo, ngabekti, kudu mantep tenanan. Sebab nek tenanan insyaallah hasile yo tenanan. Ugo kosok walike mekaten (santri itu kalau belajar, beribadah, berdoa, berbakti harus betul-betul memiliki kemantapan yang kuat, niscaya hasilnya pun akan betul-betul terjamin. Begitupula sebaliknya)," dawuh kiai yang sangat fasih berbahasa Arab ini.

Kemarin Kiai yang menulis kitab "al-Muqtathofat" dan diterbitkan Penerbit Muara Progresif ini ditahbiskan sebagai Ketua Tanfidziyah NU Jatim periode 2018-2023. Semoga kiprah beliau dalam membentengi Jatim betul-betul menghasilkan kader-kader muda NU yang unggul. (Ahmad Karomi)