Gus Mus: NU Harus Bersikap Hati-hati Terkait Pendapatnya Tentang Politik Praktis

 
Gus Mus: NU Harus Bersikap Hati-hati Terkait Pendapatnya Tentang Politik Praktis

LADUNI.ID, Jakarta - Suhu Politik dalam Negeri semakin panas sejalan dengan pendaftaran Capres dan cawapres tinggal menunggu hari, banyak kalangan berspekulasi siapa yang bakal menjadi pedamping Capres baik dari Petahana maupun Oposisi.

Menanggapi suhu politik yang semakin memanas KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengingatkan para pengurus dan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU) untuk berhati-hati dalam memberi pernyataan terkait politik praktis. Gus Mus mengingatkan PBNU agar tidak bicara politik praktis di kantor PBNU.

"Para pengurus/pemimpin NU yang harus bersikap hati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernyataan; terutama bila berkaitan dengan politik praktis," tulis Gus Mus dalam akun Twitternya @gusmusgusmu Kamis (9/8/2018).

"Dan sebaiknya tak usah bicara politik praktis di kantor NU. Bukan tempatnya,"ujarnya

 

Sebelumnya, sejumlah elite NU yang terdiri dari Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin, Ketum PBNU Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan sejumlah tokoh lain, sore tadi melakukan pertemuan di Kantor PBNU. Robikin pun menyebut tidak memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan calon di Pilpres jika cawapres bukan dari kader NU. 

"Kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskannya. Itu pesannya," kata Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkap isi pertemuan elite-elite NU di PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakpus, Rabu (8/8).

Robikin bicara harapan agar Jokowi mengambil kader NU sebagai cawapres. Mahfud Md, yang disebut-sebut menjadi cawapres terkuat, disebutnya bukanlah kader NU.

"Itu sudah dibicarakan berkali-kali tidak termasuk yang disebut," kata Robikin menjawab pertanyaan apakah Mahfud Md termasuk tokoh yang diterima oleh PBNU.