Ini Ciri Santri yang Sebenarnya Menurut Menag

 
Ini Ciri Santri yang Sebenarnya Menurut Menag

LADUNI.ID, Jakarta - Semenjak Pemerintah menetapkan Hari Santri pada 2015 silam, eksistensi kaum santri semakin naik daun di kancah pergumulan isu-isu nasional apalagi pada momen konstestasi politik. Beberapa pihak berlomba mengaku bahkan memanfaatkan kalangan pesantren untuk kepentingan tertentu.

Mengenai hal itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan bahwa santri dalam pengertiannya atau maknannya tidak hanya mereka-mereka yang lulusan pondok pesantren saja. Lebih luas, mereka-mereka umat Islam yang tentu memiliki basis pengetahuan yang memadai.

“Betul mereka tentu adalah santri. Tetapi santri tidaklah sebatas itu, memiliki cara berpikir terbuka kemudian menebarkan ajaran Islam. Itu dalam rangka untuk mewujudkan kedamaian di tengah-tengah kehidupannya dalam rangka mewujudkan rahmat bagi alam semesta, yang selalu berorientasi pada bagaimana agar kehidupan ini tetap rukun, tetap damai,” jelas Lukman.

Dalam kesempatan meluncurkan rangkaian kegiatan Hari Santri 2018 pada Jumat (10/08) siang, di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Menag mengungkapkan bawa di tengah-tengah kehidupan yang majemuk, yang disebut santri harus ada kesadaran yang tinggi untuk bertoleransi kepada yang berbeda.

“Dan ciri dari santri yang juga utama selain dari yang disebutkan itu, dalam pengertiannya yang luas adalah mereka-mereka yang cintanya kepada tanah air itu berdasarkan pemahaman ajaran agamanya,” ucap Menag.

“Jadi cintanya kepada tanah air itulah sesungguhnya refleksi, manifestasi, pengejawantahan, dari pemahaman keagamaan yang diajarkan oleh para ulama kita,” pungkasnya.