Amad Ramanyang #1: Kisah Sang Anak Durhaka Menjadi Batu

 
Amad Ramanyang #1: Kisah Sang Anak Durhaka Menjadi Batu

LADUNI.ID I HIKMAH- Dahulu di negeri paling barat Indonesiatepatnya di kawasan  daerah Aceh tepatnya sekitar daerah Aceh Besar ada sebuah keluarga miskin yang terdiri dari seorang anak laki-laki dan ibu. Anak laki-laki tersebut bernama Amad Ramanyang. Sang Ibu harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini disebabkan ayah telah meninggal dunia. Amad Ramanyang merupakan anakyang pandai namun sedikit nakal dan bandel. Saat telah beranjak dewasa dia merasa kasihan dan iba kepada ibunya yang bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lantas Amad merencanakan untuk pergi merantau kenegeri seberang. dia duduk bermusyawarah dengan ibundanya.

“Ibu, saya ingin pergi kenegeri seberang untuk bekerja membantu meringan beban ibu” pinta Amad

“Nyak Amad  jangan tinggalkan bu sendiri, ibu hanya punya kamu nak” jawab ibu dengan nada sedih dan menolaknya

“ Bolehkah bu izinkan saya pergi, ibu saya sangat kasihan melihat ibu bekerja siang malam, padahal ibu sudah umur lanjut” ucap Amad

Kalau begitu baiklah nak, tapi satu pesan ibu, jangan lupakan ibu dan gampong ini ketika kamu sukses nanti nak” pinta sang ibu dengan penuh berharap dan berdoa disertai berlinang airmatanya

Ibupun menyiapakan semacam seromonial dan tepung tawar agar perantauannya berkah dan sukses nantinya.Ke eseokan harinya ibupun mengantar hingga ke pelabuhan disertai dengan rombongan warga gampong itu untuk melepas kepergian Amad Ramanyang sebagai putra satu-satunya itu. Pergilah Amad dengan sebuah kapal ke negeri seberang. Sekian lama bekerja dan berusaha dengan giat dan kerja keras, dengan untaian doa orang tuanya yang selalu berdoa saban hari,bahkan ibunya selalu bermimpi bertemu dengan anak semata wayangnya. Akhirnya Amad  ramanyang menjadi orang kaya sukses dan mempunyai banyak kekayaan berupa kapal barang, kapal penumpang dan sejumlah kekayaan lainnya dan dinegeri tersebut Amad orang terkaya nomor satu serta di kenal sangat  sosial membantu masyarakat kurang  mampu dan miskin. Amadpun menikahi seorang putri cantik dan seorang anak terhormat disana.

Rupanya berita keberhasilan dan kesuksesan Amad sampai juga ke telinga ibu lewat perantau yang bekerja satu daerah dengan Amad dan sang ibupun merasa sangat senang dan bahagianya. Oleh karena tidak ada alat komunikasi, ibu selalu menunggu dan memperhatikan dipinggir pelabuhan untuk melihat anak semata wayang nya tersebut. Saban hari demikian dan  selalu berdoa agar anaknya bisa kembali bertemu dengannya setelah hampir 20 tahun lebih berpisah.

Pada suatu hari istri Amad bertanya perihal ibu Amad dan sangat ingin bertemu dengannnya. Amad tidak dapat menolak keinginan istri yang sangat di cintainya. Amad menyiapkan perjalanan untuk pulang ke kampung halamannya di Aceh sekitar Krueng Aceh dengan kapal pribadi yang sangat megah dan besar beserta dengan istri. Para pengawal pribadi dan awak kapal juga ikut bersama-sama. Mendengar khabar tersebut, sang ibupun menyiapkan nasi dan lauk pauk laksana menyambut seorang raja dan seketika itupun ibunya telahmenunggu di tepi pantai dengan penyambutan nan istimewa, (Bersambung)

*** Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Pecinta Literasi dan Dewan Guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga Aceh