Gus Mus Ingatkan Agar Jangan Berlebih Lebihan dalam Segala Hal

 
Gus Mus Ingatkan Agar Jangan Berlebih Lebihan dalam Segala Hal

LADUNI.ID,Rembang-Kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2019 mendatang sudah dimulai. Ada dua pasangan calon yang sudah resmi mendaftar. Pasangan petahana, Presiden Joko Widodo yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin dan Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. 

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) berpesan agar tidak terlalu berlebih-lebihan dalam segala hal, baik dalam hal menyukai maupun membenci apa pun. 

“Nasihat saya dari dulu sama, tidak usah berlebihan-lebihan dalam segala hal. Termasuk senang dunia, senang jabatan, senang mikirin politik,” kata Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah.

Penulis Buku Lukisan Kaligrafi ini menjelaskan jika seseorang berlebih-lebihan terhadap sesuatu maka dia akan sulit berlaku adil termasuk seorang Pemimin. Selain itu kata Alumnus Universitas Al Azhar Kairo ini, orang yang senang berlebihan-lebihan akan kehilangan akal. Padahal menurutnya, akal merupakan anugerah Allah SWT supaya manusia dimuliakan karena akal pikirannya.

“Kalau berlebihan-lebihan, kita tidak akan bisa adil, kita tidak bisa istiqomah. Itu pasti. Orang berlebih-lebihan gak akan bisa adil, siapa punlah, terutama yang jadi pemimpin. Ada orang yang berkelahi dengan saudaranya, itu karena berlebih-lebihan,” kata Gus Mus

Pengasuh Pesantren Roudlatuth Tholibin Rembang ini menyampaikan jika nasehat yang ia sampaikan bersifat umum kepada siapa saja. Termasuk juga yang suka berlebih-lebihan dalam menyukai atau pun berlebih-lebihan dalam membenci.

“Berlebihan mendukung dan mengharap, sekarang banyak orang kecewa karena berlebihan-lebihan mengharap. Berlebihan-lebihan Argentina menang, ternyata Gusti Allah berkehdak lain. Ganti berharap ke Jerman, kalah lagi. Lah wong enggak ikut memutuskan kok berlebih-lebihan mengharap. Yang memutuskan Allah kok,” imbuhnya 

Kemudian Gus Mus mewanti-wanti agar menghindari perasaan berlebih-lebihan. Kejadiaan di Jakarta antara yang mendung Ahok dan yang bukan seharusnya menjadi pelajaran. 

“Perkara pilkada membawa-bawa nama Gusti Allah segala, ini memalukan, rumangsane (dikira) Gusti Allah itu apa. Mengucap takbir Allahu Akbar tetapi tidak mengerti besarnya Gusti Allah,” jelasnya.

Kalau manusia mengetahui besarnya Allah, sambungnya, makhluk itu sangat kecil sekali, mendongak saja, menurut Gus Mus, tidak bakal berani. Kemudian Ia merasa heran ketika ada yang menyebut Allahu Akbar tetapi petantang-petenteng. “Yang dibesarkan Gusti Allah atau dirinya sendiri. Jangan berlebihan, sederhana saja hidup itu, di dunia tidak ada yang perlu di-ngototi, tidak ada, yang perlu di-ngototi akhirat,” tandas Gus Mus.