Tertipu Cassing, 'Antara Bungkus dan Isi'

 
Tertipu Cassing, 'Antara Bungkus dan Isi'

LADUNI.ID,  Riuh Ringan - Mengutip kitab Hikam:

الأعمال صور قائمة وأرواحها وجود سر الإخلاص فيها

"Amal itu merupakan sosok yang siaga. Nyawanya adalah eksistensi rahasia ikhlas didalamnya"
(Asy Syaikh Muhammad ibn 'Athoillah As Sakandary)

Berangkat dari pengajian, didaerah Cipayung. Saya pun diminta untuk ngisi pengajian.

Sudah menjadi kebiasaan warga Nahdliyin, bila selesai ngaji pulangnya dibawain berkat, tidak hanya berkat amplop pun kadang diselipkan disaku sebagai bisyaroh.

Setelah pengajian selesai, saya beranjak pulang dengan dibawain berkat dua kardus ada yang besar, ada yang kecil satunya.

Sesampai dirumah di Kalisari, saya memberikan kardus satunya pada temen saya yang ikut nemenin kepengajian itu. Karena saya berpikir temen saya, doi, masih bujangan, saya sudah punya buntut 2. 

Saya berikan kardus berkat yang kecil kepada doi.

"Nih! Saya kasih jatah juga!", sambil berucap, kamu kan bujangan jadi cukup kardus yang kecil saja ya," kata saya.

Sambil saya kasih juga amplop karena dapat jatah dua amplop.

"Terima kasih kang ustadz, semoga berkah nggih," ucap doi sambil nyetater motornya.

Setelah itu kami pisah, doi pulang ngacir, saya langsung menuju ke pintu rumah.

Seperti biasa yang dirumah menunggu bila pulang dari pengajian. Sebelumnya orang rumah nunggu berkat, klo ada berkat minta dibangunin. (request mania berkat).

tok... tok...saya ketok pintu, sambil ngucap salam.

Tak terdengar jawaban. Akhirnya saya buka pintunya. Dugaan saya benar  pasti sudah tidur melingkar membuat pulau kapuk.

Saya bangunkan anak anak dan istri saya, karena sudah request sebelumnya.

"Berkat! Berkat!" sengaja saya mengeraskan suara.

Sembari masih mengucek-ucek mata, anak isteri pun merubung kardus besar yang diletakkan diatas karpet lantai.

Kata anak anak sambil menyela mukanya, "kardusnya gede, isinya apa yah," ucap anak yang kecil yang baru masuk TK seolah penasaran.

Sambil membuka tali rafia yang terikat pada kardus, istri berujar, kita lihat saja ya nak.

Setelah terbuka tali rafianya, istripun membagi piring pada anak anak.

Namum pas dibuka, "Haahh?!!!, gubrak...,"  mereka terhenyak hampir serempak dan tertawa.

"Kardus itu ternyata berisi nasi putih tanpa lauk sama sekali!"

Kamipun sepakat dan memutuskan untuk digoreng nasi itu biar ada rasanya. (Terlanjur bangun)

Saya, dan anak anak pun menunggu dengan setia nasi yang sedang digoreng oleh emaknya, dengan aroma nyanyian yang merayu perut syahwat lapar yang sudah keroncongan.

Nasi Goreng yang ditunggu pun finish juga di masaknya dan siap dihidangkan. Kami pun makan bersama setelahnya, kami wudlu beranjak istirahat.

Pagi harinya, istri saya bilang anak anak minta dibeliin tas. (maklum baru pada masuk sekolah yang kecil di TK, Kakaknya awal masuk kelas 7 SMP), sayapun reflek memberikan amplop yang dari pengajian semalam.

"Ini ayah kasih, ayah belum buka. Semoga aja cukup," kata saya sambil siap siap berangkat nguli.

Ditengah perjalanan saya ketempat nguli hp bunyi, saya liat istri yang nelpon, bunyi suara sayup tersamarkan laju angin motor,
"Gimana si ayah ngasih amplop isinya jadwal MC penngajian," kata istri saya

Sayapun kaget, sambil tertawa kecil mikir, 'jangan jangan ketuker kali ya', dengan cepat saya muter balik lagi kerumah, karena tas buat sikecil mesti kebeli hari ini karena besok sudah masuk sekolah.

Setelah itu, saya balik lagi  berangkat, sampe ditempat nguli, bertemulah dengan temen saya si doi.

Kata doi, "Orang NU yang kemarin itu royal sekali ya, kang!" kata doi.

"jatah kang ustadz yang dikasihkan ke saya saja satu ekor ayam bakar utuh!," terang doi.

Apalagi Kalo lihat ukuran kardusnya, lanjut doi, jatah kang ustadz bawa pasti paling tidak tiga ayam bakar.

Doi melanjutkan, tanpa nggubris disekilingnya, "Begitu juga amplopnya, alhamdulillah lumayan buat sampai akhir bulan, maklum gaji sudah habis," sambung doi teriak girang. (Biasa becandanya lepas)

Sayapun diam dan tersenyum.... Cengingisan sambil berucap dalam hati rezekimu kawan...

Kisah Kang CAKHYONO, (Ketua LTN NU Jakarta Timur) 

(-Red)