Serial Tokoh Wayang: Bagong, Lucu dan Periang dalam Tawakal

 
Serial Tokoh Wayang: Bagong, Lucu dan Periang dalam Tawakal

Nama Bagong berasal dari kata baghaa yang berarti menentang, yang membawakan pertentangan, yaitu pertentangan antara yang baik dan buruk. Dalam diri Bagong ada jiwa menentang, melanggar kebaikan atau apa yang telah dianggap benar da n baik, sehingga mengurangi kesucian. Tetapi keadaan itu tidak berlangsung lama. Setelah melakukan introspeksi dan ektropeksi muncul kesadaran, bahwa apa yang dilakukan itu salah.

Maka dalam wayang kulit Bagong memakai hiasan kalung berupa cermin, maksudnya sebagai lambang kemauan untuk melihat diri sendiri, mawas diri atau introspeksi. Mata besar melambangkan ekstropeksi (memperhatikan kelakuan orang lain). Sifatnya lucu, periang, tidak memiliki rasa susah dan tidak pernah memiliki rasa khawatir, karena ia sadar sebagai seorang hamba Allah, yang terus tawakal kepada-Nya akan mendapat pertolongan, sebagai termaktub dalam Qur'an surat Al Mulk (67) ayat 29:




Katakanlah: "Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata".

Bagong dalam keempat Punakawan selalu menyertai kehidupan tentang tokoh wayang yang berperilaku benar dan utama, misalnya saja Pandhawa Lima. Kedua belah pihak sulit dipisahkan karena mereka memang pengasuh tokoh yang berperilaku utama. Apabila sampai pihak yang diasuh mengesampingkan peranan Punakawan, maka tokoh tersebut mengalami kehidupan yang tidak tenang dan tidak tenteram.

Punakawan adalah sebagai lambang nilai-nilai Islam, yang apabila dicampakkan maka hal itu akan mendatangkan bencana. Hingga akhirnya para tokoh akan mencari keadilan karena bencana menimpa negara, wabah tersebar ke seluruh negeri, dan penyerbuan musuh asing pun di ambang pintu. Pertanda keseimbangan dalam alam semesta diliputi suasana bahaya akibat nilai-nilai Islam telah dicampakkan oleh para tokoh bangsanya.