Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga #3: “Beut Seumebeut” Motto Kepemimpinan Abon Aziz Samalanga Al-Mant

 
Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga #3: “Beut Seumebeut” Motto Kepemimpinan Abon Aziz Samalanga Al-Mant

LADUNI.ID, PESANTREN- Pada tahun 1951 Abon melanjutkan pendidikan ke Dayah Darussalam Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan dibawah pimpinan Abuya Syeikh Muhammad Wali Al-Khalidi (Abuya Mudawali). Di Dayah Darussalam Labuhan Haji, beliau belajar lebih kurang selama tujuh tahun. Selama belajar, beliau dikenal sangat rajin dan tekun serta memiliki takzim dan khidmat yang tinggi terhadap gurunya; Abuya Mudawali.

Di samping itu, saat belajar Abon Aziz Samalanga juga membuka segala kitab yang berkenan dengan mata pelajaran yang beliau pelajari, hingga kamar beliau berserakan dengan tumpukan kitab segala bidang ilmu. Hal ini, sebagaimana diceritakan oleh Tgk. Muhammad Amin Tanjôngan (Abon Tanjôngan) yang juga murid Abon Aziz di Labuhan Haji. Setelah mendapat izin dari Abuya Mudawali, pada tahun 1958 Abon Aziz kembali ked ayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengembangkan ilmunya. Hingga setelah wafatnya Teungku Abi, beliau dipercayakan memimpin Dayah tersebut.

Perkembangan Dayah MUDI Mesra

Sejak tahun 1964, dibawah kepemimpinan Abon Aziz Dayah MUDI Mesra mengalami banyak perubahan. Terutama dalam bidang kurikulum pendidikan yang semula tidak fokus pada ilmu-ilmu alat (Ilmu Bantu) seperti; Manthiq, Ushul Fiqh, Bayan, Ma’ani, dan lain sebagainya. Keahlian Abon Aziz yang dikenal dengan gelar Al Manthiqi merupakan sosok yang sangat disiplin dan memiliki semangat mengajar yang luar biasa, bahkan dalam kondisi sakit sekalipun beliau selalu atunsias untuk mengajar murid-muridnya. Maka tidak heran, dalam setiap nasehatnya beliau selalu menekankan satu hal; Béut dan Seumeubéut (Belajar dan Mengajar), dalam kondisi apapun dan dimanapun.

Jika tidak mampu seumeubéut (mengajar) maka jangan pernah bosan untuk béut (belajar) sekalipun sudah menjadi pimpinan pengajian dalam komunitas masyarakat. Nasehat “Béut-Seumeuéut” menjadi motivasi bagi segenap murid-murid beliau agar terus membentengi ummat dari bahaya aliran dan paham sesat-menyesatkan dan membahayakan serta menyimpang dari Manhaj Ahlusunnah Wal Jamaah, seperti paham Wahabi, Syiah, Murjiah, Mu’tazilah dan lain sebagainnya. Dalam hal ini, pada tiap kesempatan Abon Aziz selalu menyinggungnya.

Selama 25 tahun (1964-1989) memimpin dayah MUDI Mesra, perkembangan dan kemajuan semakin terasa. Santri terus bentambah, baik dari Aceh maupun luar Aceh. Dari segi pembangunan, asrama dan barak-barak terus meningkat. Dibawah kepemimpinan beliau yang terus berupaya untuk membina dan melahirkan kader ulama yang mandiri, berkualitas serta mampu menjawab tantangan zaman.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Aceh