Pasca M. Daud Beureueh Turun Gunung
LADUNI.ID, SEJARAH- Dengan melacak biografi ulama yang terlibat dalam pergerakan, dan alasan-alasan mereka yang terlihat dari partisipasi dalam pemberontakan terhadap pemerintah pusat, menunjukkan bahwa pemberontakan ini diwarnai oleh agama.
Cara-cara agama merupakan cara yang diyakini mampu menyelesaikan pemberontakan ini. Sebagaimana dinyatakan oleh Nazaruddin, “otonomi bagi ulama bukan merupakan pengaruh politik. Mereka menghormati otonomi hanya dalam rangka memelihara nilai-nilai agama rakyat, sebagai keyakinan mereka yang dalam.
Setelah Daud Beureueh turun gunung, dia melanjutkan kegiatannya dalam bidang keagamaan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Program pertama yang dilakukannya adalah pengajian di mesjid, Al-A‟la lil Mujahidin. Dia sendiri yang menjadi guru pada pengajian tersebut.
Pengajian ini tidak menyajikan berbagai tingkatan kelas, akan tetapi, kegiatan ini sangat penting, sebab, dengan demikian, masyarakat bisa mempelajari agama Islam dan mempraktekkannya secara khusyuk tidak seperti sebelumnya.
Semenjak terjadi pemberontakan, banyak kegiatan pendidikan terbengkalai, karena situasi yang tidak mendukung. Dengan diadakan pengajaran, banyak tokoh masyarakat Aceh, terutama Beureunuen dan sekitarnya, yang datang belajar pada Tgk. Daud Berueueh. Dengan pengajian tersebut, dia berkeinginan supaya rakyat menata kembali struktur kampong mereka, dan mengaktifkan pengajian di setiap kampong.
Tgk. M. Daud Beureueh sendiri membangun masjidnya, setelah ditinggalkan begitu lama ketika ia berada di gunung. Orang-orang kaya, baik itu dari kalangan pemerintah daerah dan pusat, juga ikut membantu tahap-tahap pembangunan masjid ini.
Meskipun banyak bantuan dari berbagai kalangan, hingga ia meninggal pada tahun 1982, masjid ini belum selesai. Sebaliknya, bantuan yang diterima tidak digunakan untuk masjid ini saja, akan tetapi ia bagikan pada masjid lain yang ada di berbagai kawasan. Menurut Tgk. Mansur, Tgk. M. Daud Beureueh mendistribusikan bantuan untuk 14 pembangunan masjid di kawasan Pidie.
***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga
Sumber: Nuraini, Potret Islam Tradisional “Dayah Dan Ulama Di Aceh Abad Ke-20” Dalam Perspektif Sejarah, 2014
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...