Tiga Ucapan Sepele yang dilarang Rasulullah SAW

 
Tiga Ucapan Sepele yang dilarang Rasulullah SAW
Sumber Gambar: laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta – Islam mengatur mengenai berbagai adab dalam menjalani kehidupan, termasuk adab dalam berbicara. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari baik itu tengah bekerja atau pun sedang main bareng teman-teman, terkadang kita pasti terlibat dengan percakapan menarik dan seru.

Entah itu membicarakan kehidupan, percintaan ataupun soal hal lainnya, dan tentu terkadang kita juga kerap membuat lelucon yang bisa membuat teman kita terhibur, menjaga perkataan disaat kita berkumpul seperti itu sangatlah penting, entah itu agar teman kita tidak tersinggung dan lainnya, ataupun untuk menjaga lisan kita agar terhindar dari dosa.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam selalu memberikan contoh yang baik terhadap umatnya, semua itu tak lain untuk kebaikan umatnya. Salah satu hal yang diajarkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam kepada umatnya ialah adab dalam berbicara atau menjaga ucapan.
Ada yang bilang bahwa Mulutmu adalah Harimaumu. Kalau dalam istilah Jawa menyebutkan "sepele dadi gawe".

Kita memang perlu hati-hati dalam berbicara agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.
Berikut ini tiga ucapan yang dilarang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang perlu kita ketahui:

1. Menjanjikan sesuatu pada orang lain, padahal tidak bersungguh-sungguh.

contoh: "nanti aku kasih sesuatu yah"

"nanti aku kasih hadiah."

Namun hal tersebut tetap tidak boleh di lakukan karena meskipun hanya sekedar bercanda, perbuatan itu termasuk dusta dan kebohongan.

Dalam HR. Imam Abu Dawud dikatakan seperti ini :
"Ketika masih kecil ibuku pernah memanggilku, sementara Rasulullah SAW tengah duduk di dalam rumah kami. Ibuku berkata, 'Hai kemarilah , aku akan memberimu. 'Rasulullah SAW kemudian bertanya kepada ibuku, 'Apa yang akan engkau berikan kepadanya?' Ibuku menjawab, 'Aku akan memberinya Kurma. 'Rasulullah SAW bersabda kepada ibuku, Jika engkau tidak jadi memberikan sesuatu kepadanya, maka itu akan ditulis sebagai kebohongan atasmu". (HR. Imam Abu Dawud)

2. Mengarang cerita bohong seperti prank atau lawakan dengan maksud untuk menghibur.

Bohong merupakan suatu perilaku yang tercela sebab dapat merugikan. Hal ini juga berlaku bagi kebohongan yang dilakukan untuk menghibur orang lain.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwasanya:
"Celakalah orang yang mengatakan suatu perkataan untuk membuat orang orang tertawa, padahal ia berbohong, celakalah ia dan celakalah ia," (HR. Imam Abu Dawud & Imam At-Tirmidzi)

Untuk itu janganlah berbohong dengan mengarang cerita meskipun hanya sebagai candaan agar orang lain terhibur.
Berbohong menjadi suatu perbuatan buruk yang mungkin bagi sebagian individu menganggapnya sepele, bahkan sudah menjadi kebiasaan.

Dihadapan Allah SWT berbohong bukanlah perkara ringan dan termasuk perbuatan dosa besar, bahkan disebutkan salah satu tanda orang munafik adalah suka berbohong.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
“Tiga tanda orang munafik, jika berkata ia dusta, jika berjanji ia mengingkari, jika diberi amanat ia ingkar.”

Juga dalam surah An-Nahl ayat 105, Allah SWT  berfirman

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ (١٠٥)

105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.(QS. An-Nahl 16:105)

3. Menceritakan yang didengar pada orang lain, padahal belum tentu itu yang di ceritakan itu fakta.

Pasti kita pernah menemukan orang yang senang menceritakan sesuatu ke orang lain mengenai apa yang ia dengar. Padahal bisa jadi apa yang ia dengar bisa jadi tidak semuanya merupakan kebenaran dan tidak ada bukti. dengan dalih "Katanya si A... Katanya si B... "

Dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa, Rasulullah SAW bersabda:

بِئْسَ مَطِيَّةُ الرَّجُلِ زَعَمُوا قَالَ أَبُو دَاوُد أَبُو عَبْدِ اللَّهِ هَذَا حُذَيْفَةُ ...

Artinya: ... "Seburuk-buruk ucapan yang digunakan oleh seseorang sebagai kendaraan adalah ungkapan 'menurut sangkaan mereka."
(HR. Imam Abu Dawud)

Allah SWT Berfirman dalam QS. Al Hujurat 49:6

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ (٦)

6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS. Al Hujurat 49:6)

Dan didukung juga di surah Al-Isro Ayat 36

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا (٣٦)

36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isro 17:36)

Maka dari itu, kita perlu melakukan validasi terhadap berita atau informasi yang kita terima.  Biasakan saring sebelum sharing. Semoga kita bisa menjaga lisan kita agar selamat di dunia hingga akhirat. Aamiin

 

Sumber : HR. Imam Abu Dawud
___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Minggu, 21 Oktober 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo
 

Kamis Kliwon, 04 Mei 2023
Kamis  : 8
Kliwon : 8