Urgensi Pendidikan Berbasis School Culture Islam

 
Urgensi Pendidikan Berbasis School Culture Islam

 

LADUNI.ID, KOLOM- Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu proses “humanisasi” (memanusiakan manusia) yang mengandung im- plikasi bahwa tanpa pendidikan, manusia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Dalam pendidikan Islam, muara pembentukan manusia mencakup dimensi imanensi (horizontal) dan dimensi transendensi (vertikal). (Karim, 1991:31).

Humanisme dimaknai sebagai potensi (kekuatan) individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan (transendensi) serta mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Humanisme dalam pendi- dikan Islam adalah proses pendidikan yang lebih memperhatikan aspek potensi manusia sebagai makhluk berketuhanan dan makhluk berkemanusiaan serta individu yang diberi kesempatan oleh Allah untuk mengembangkan potensi-potensinya. (Mas’ud, 2002:135).

Namun, humanisme dalam dunia pendidikan Islam kurang di- kembangkan. Tendensinya adalah, pendidikan Islam lebih berorien- tasi pada konsep ‘abd allâh daripada khalîfah allâh dan habl min allâh daripada habl min al-nâs. Orientasi yang timpang ini kemudian melahirkan persoalan filosofis bahkan sampai metodologis.

Dunia pendidikan Islam kini menurut Bassam Tibi, sebagaimana dikutip Abdul Wahid, sedang mengalami masalah-masalah besar seperti dikotomi   (dichotomy),   ilmu   pengetahuannya  yang   masih   bersifat umum (too general knowledge), maupun rendahnya semangat penelitian (lack of spirit of inquiry). (Mas’ud, 2002:135).

 

Beranjak dari itu untuk itu diperlukan upaya yang tepat yang dapat dilakukan oleh para pendidik, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran humanisme ini sebenarnya merupakan pen- didikan keseluruhan (holistic education), karena di dalam proses pen- didikan itu tidak terdapat bagian kesadaran manusia yang terabaikan, tidak ada aspek kehidupan manusia yang tidak ditangani. Dengan memahami karakteristik eksistensi manusia secara keseluruhan maka seorang pendidik akan lebih mudah menggali metode-metode peng- ajaran yang lebih sesuai dengan psikologi anak didik.

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Aceh