ITB Ditunjuk Sebagai Pemimpin Proyek Bersama Riset Baterai Generasi Ketiga

 
ITB Ditunjuk Sebagai Pemimpin Proyek Bersama Riset Baterai Generasi Ketiga

LADUNI.ID, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Massachusets Institute of Technology (MIT) menjalin kemitraan riset untuk mengembangkan baterai moda listrik generasi ketiga, Pengerjaan baterai ini dilakukan oleh 20 orang peneliti ITB dari lintas disiplin ilmu. Proyek riset bersama ini bagian dari program Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA) yang didanai pemerintah Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID).

Program ini bermitra dengan sejumlah kampus di Indonesia, antara lain untuk riset kesehatan publik dan penyakit infeksi, ketahanan pangan, lingkungan, energi, kemaritiman, serta teknologi inovasi. Penandatanganan kerja samanya pada September 2017.

Konsorsium moda listrik ini melibatkan peneliti dari Universitas Sriwijaya, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan di Balikpapan, dan Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sebanyak 50-an peneliti dari ITB, 50-an peneliti lain dari enam kampus mitra.

“Anggota dari luar negeri yaitu MIT karena memiliki teknologi maju di bidang baterai kendaraan listrik,” kata Sigit, lulusan S2 dan S3 dari MIT.

Penelitian baterai berteknologi tinggi itu dilakukan di PT masing-masing. Meski begitu, para peneliti dua PT ini tetap berkomunikasi dan akan waktu bertemu untuk membicarakan hasil penelitiannya.

Sementara itu ITB ditunjuk untuk memimpin konsorsium pembuatan moda listrik termasuk riset baterai generasi ketiga yang tergolong vital. “Dalam dua-tiga tahun ke depan, baterai ini akan jadi primadona,” kata Sigit Puji Santosa, Direktur Centre for Collaboration Research (CCRs) dan National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT).

“Baterai ini lebih ringan, kapasitas energinya tinggi, dan aman dari risiko terbakar,” kata Rektor ITB Kadarsah Suryadi kepada Tempo, Senin, 12 November 2018.

Baterai yang sedang diteliti itu berjenis solid state battery. Penggunaannya nanti, kata Kadarsah, untuk mobil, sepeda motor, dan alat elektronik. “Riset baterai listrik untuk kapal laut belum dilakukan,” ujarnya.

Setahun ini berjalan, riset dilakukan masing-masing universitas. Pembagian tugasnya semisal UNS Surakarta kini melakukan riset hilirisasi baterai lithium ion generasi kedua, sementara ITB dan peneliti kampus lain fokus pada pengembangan baterai generasi ketiga.

Dana riset moda listrik ini sebesar US$4 juta. “Dana riset baterai mengkonsumsi 30-40 persen alokasi karena itu teknologi kunci,” kata dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu di kelompok keahlian struktur ringan. Hasil akhirnya hingga 2021 berupa rangkaian dari hulu sampai ke hilir, dari kebijakan nasional moda listrik sampai pembuatannya oleh industri.