Begini Solusi Kemajuan Umat menurut Habib Umar

 
Begini Solusi Kemajuan Umat menurut Habib Umar

LADUNI.ID, Jakarta - Tidak terasa, kita sudah berada di penghujung bulan Rabiul Awal. Bulan yang patut umat muslim untuk bergembira di dalamnya, karena pada bulan Rabiul Awal dilahirkannya Sang Pembawa Risalah; Nabi Muhammad Saw.

Di Tarim sendiri, tempat saya menuntut ilmu, sepuluh akhir bulan Rabiul Awal merupakan momen puncak peringatan maulid Nabi Muhammad Saw.

Tanah leluhur para Walisanga ini akan terlihat sangat ramai di sepuluh akhir bulan Rabiul awal. Masyarakat setempat, penuntut ilmu serta para peziarah sangat antusias untuk menghadiri berbagai acara yang isinya mengekspresikan kegembiraan dengan peringatan maulid Mabi Muhammad Saw; seperti pembacaan Maulid, pawai Maulid, dan lainnya.

Tempat-tempat yang biasanya mengadakan peringatan Maulid di sepuluh akhir bulan Rabiul Awal ini pun adalah tempat-tempat yang penuh dengan nilai historis dan sakral, seperti; Zanbal, Ribath Tarim, Darul Musthofa, Masjid Al Fath Imam Al Haddad.

Senin, 25 Rabiul Awal 1440 Hijirah atau 3 Desember 2018 pesanttren asuhan Habib Umar bin Hafiz mengadakan acara peringatan Maulid Nabi tepat setelah shalat Dzuhur. Meskipun waktu peringatan Maulid berbarengan dengan waktu istirahat siang, masyarakat sangat antusias untuk datang, terbukti dengan melimpah ruahnya para jamaah sampai ke bagian luar Pesantren Darul Musthofa. Tua, muda, anak-anak, mereka semua hadir karena rasa kecintaan dan kegembiraan mereka akan kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Turut berhadir juga pada acara tersebut pimpinan mufti Tarim; Habib Ali Masyhur (kakak kandung dari Habib Umar), Habib Umar bin Hafiz, para munshib (pimpinan), kabilah-kabilah, serta para habaib lainnya dan para syeikh.

Peringatan Maulid diisi dengan pembacaan syi'ir pujian kepada Nabi Muhammad Saw dengan shalawat khas ala Tarim, serta sambutan dan ceramah agama dari Habib Ali Masyhur dan Habib Umar bin Hafiz.

Pimpinan Pondok Darul Musthafa itu menyeru kepada para Muslim untuk memperkuat ikatan tali mutaba'ah kepada Nabi Muhammad Saw; melakukan segala perkara sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw; serta membuang ego diri dan hawa nafsu yang ada di dalam diri kita.

"Kalau itu semua dilakukan maka kita; umat Islam akan bersatupadu. Umat akan maju, masyarakat kita akan rukun damai tanpa perpecahan karena kita memiliki anutan yang satu yaitu Nabi Muhammad Saw; serta akan menjadi senjata kesuksesan kita di dunia dan di akhirat," paparnya.

Penguatan ikatan mutaba'ah kepada Nabi Muhammad Saw menjadi senjata kita, menjadi sebab kemenangan kita di dunia dan di akhirat. "Sebagaimana kesuksesan yang diraih para sahabat Nabi Saw dengan kuatnya mutaba'ah mereka kepada Nabi Muhammad Saw," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan sebab keterbelakangan umat adalah banyaknya fitnah. Bencana yang tersebar disebabkan karena kurang kuatnya ikatan mutaba'ah kita kepada Nabi Muhammad Saw. "Kita terlalu mementingkan ego pribadi, cinta dunia  dan lebih memilih mengikuti panutan yang lain selain Nabi Muhammad Saw," lanjutnya.

Acara yang dimulai sejak selesai shalat Dzuhur ini diakhiri dengan makan bersama dan shalat Ashar berjamaah.

(Artikel ini ditulis oleh Gamal Abdul Nasir, Mahasiswa (aktif) Fakultas Syariah wal Qonun, Universitas Al Ahgaff, Yaman; anggota Departemen Informasi dan Komunikasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhrmaut. Sumber: NU Onlien)