INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Drs. KH. Ali Qomaruddin, lahir pada 16 Mei 1967 Masehi di Bandar Rejo, Natar, Lampung Selatan. Sebagai anak pertama dari enam bersaudara, beliau tumbuh dalam lingkungan yang penuh nilai-nilai keislaman. Dalam kehidupan keluarga, KH. Ali Qomaruddin menikah dengan Hj. Siti Rumzanah dan dikaruniai lima orang anak, terdiri dari tiga putra dan dua putri.
KH. Mas’ud yang kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Djazuli Utsman ini merupakan sosok yang sangat haus akan ilmu, sejak kecil beliau tak pernah Lelah untuk belajar.
Makam KH. M. Hasyim Latief Sidoarjo Ulama Nahdlatul Ulama Sidoarjo Jawa Timur
Anregurutta KH. Sanusi Baco beliau adalah ulama karismatik dari Sulawesi Selatan berdarah Bugis selain sebagai Mutasyar PBNU beliau adalah pendiri pesantren Nadlatul Ulum Maros.
KH. Sholeh Qosim lahir pada tanggal 1 Januari 1930, dari pasangan Kyai Qosim dan ibu Nyai Fatihah yang merupakan tokoh agama di wilayah tersebut.
Guru Zuhdi kecil memulai pendidikannya dengan belajar kepada ayahnya, setelah selesai beliau melanjutkan pendidikan formal dengan Sekolah Rakyat (SR). Setelah itu, beliau melanjutkan dengan belajar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru yang diasuh oleh Tuan Guru Sani.
KH. Abdullah Faqih atau Kiai Faqih adalah ulama besar sederhana, istiqomah, dan alim yang bukan sekadar pandai mengajar.
KH. Bisri Syansuri Jombang adalah Ulama intelektual, dan kharismatik, pendiri dan pengasuh Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Jawa Timur.
KH. Muhammad Muslim Rifai Imampuro atau biasanya dipanggil Mbah Liem, tergolong kiai yang bersahaja, nyentrik, sering berpenampilan nyleneh, misal dalam menghadiri beberapa acara. Saat memyampaikan pidatonya di muka umum sering berpakaian ala tentara, memakai topi berdasi bersepatu tentara tapi sarungan.
Kiai Kholil Al-Bangkalani lahir di Bangkalan, Jawa Timur, sekitar tahun 1820 masehi. Beliau disemayamkan di Masjid Pasarean, sekitar 28 kilometer dari Jembatan Suramadu, sarana penyambung antara Surabaya dengan Madura. Dari Suramadu, kurang lebih memakan waktu 35 menit perjalanan untuk tiba di makam seorang ulama kharismatik yang wafat sekitar tahun 1925.