LADUNI.ID, Jakarta - Banyak sekali amalan sunnah di hari Jum’at yang penuh berkah ini bisa dikerjakan setiap muslim sebagai tabungan pahala bagi mereka. Hari Jum’at menjadi hari yang sangat istimewa bagi umat Islam.
Berikut ini adalah kumpulan doa tolak bala (wabil khurus bala virus corona) agar virus tersebut segera diangkat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dari muka bumi ini.
Sholawat Masyisyiyah merupakan bacaan sholawat seperti yang lainnya. Keunikan sholawat ini terletak pada kalimat-kalimat yang disusun oleh pengarangnya mewakili perasaan seseorang yang sedang mabuk cinta kepada manusia pilihan, baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.
Walisongo menciptakan tradisi-tradisi baru yang merefleksikan nafas-nafas Islam di dalamnya dengan tanpa meninggalkan kebudayaan yang sudah baik. Salah satu contoh tradisi yang masih melekat hingga saat ini ialah menguburkan ari-ari bayi yang baru lahir.
Arti kafir harus dipahami secara bijak, terlebih di masa-masa sekarang ini. Sebab seperti yang kita tahu, kondisi masyarakat saat ini sangat mudah terpecah karena perbedaan pandangan termasuk soal agama.
Menyelami kepribadian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bagaikan menyelami samudera tak bertepi, sosok yang memiliki keindahan dan pesona tanpa batas.
Bershalawat kepada Nabi bisa dilakukan hanya dengan melafalkan kalimat shallallahu ala Muhammad. Namun rupanya banyak sekali bacaan-bacaan shalawat dalam berbagai macam pelafalan dengan penamaan yang berbeda-beda. Salah satu bacaan shalawat yang sering diamalkan dan dibaca adalah Shalawat Munjiyat.
Habib Quraisy Baharun (Ulama lulusan Hadhramaut Yaman), dalam tausiyahnya mengingatkan kita agar ilmu agama dipelajari dengan berguru, agar tidak salah paham atau pemahamannya salah. "Sering kita dengar ungkapan, barangsiapa yang belajar tanpa guru, maka setan adalah gurunya.
Belajar agama kenapa harus mempunyai guru yang bersanad dan bermazhab? Karena sudah jelas tertulis di dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl 16:43 dan QS.Al-Anbiya 21:7
Berikut ini kisah Sholawat yang diriwayatkan dari syaikhul ummah, imamul a’immah, pemimpin para wali, quthub dari semua quthub, sayyidi Abdul Qadir al-Jaelani.