INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari bau mulut orang yang berpuasa bisa terasa kurang menyenangkan, namun di sisi Allah, bau tersebut memiliki makna spiritual yang lebih dalam.
Jadi, memperingati haul Sayyidah Khadijah itu bukanlah suatu hal yang terlarang, sebab sebagaimana substansi dalam Hadis di atas, hakikatnya Rasulullah SAW juga selalu mengenang Sayyidah Khadijah dengan membagikan daging kambing yang disembelihnya kepada teman-teman dan kerabat istrinya itu.
“Tarawih itu sunnah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu adalah hal yang paling utama," sambung Gus Baha.
Dr. KH. Muhammad Sholeh Qosim menjawab bahwa membaca Al-Qur'an ada 3 macam, Tartil, Hadar (cepat) dan Tadwir (sedang-sedang antara Tartil dan Hadar).
Pada hakikatnya, ibadah puasa itu juga menyiratkan makna mendidik jiwa dan mengendalikan hawa nafsu. Dengan berpuasa, seorang hamba menahan diri dari syahwat dan keinginan duniawi, yang semua itu dilakukan karena Allah SWT.
Umat Nabi Muhammad SAW, meskipun hanya diwajibkan shalat lima waktu, tetap banyak yang bersemangat dalam beribadah, bahkan ada yang melebihi jumlah 50 kali dalam sehari. Bahkan Gus Baha menyebutkan bahwa orang Muslim biasa pun juga banyak yang bisa melaksanakan shalat sebanyak itu.
Dalam menjalankan ibadah puasa, selain memperhatikan keabsahannya dari segi fiqih, kita juga harus menjaga kualitasnya dengan menghindari hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa.
Karena Ramadhan itu dipenuhi keberkahan dan rahmat, maka sangat dianjurkan agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai ibadah, khususnya dengan melaksanakan shalat Tarawih dan Witir.
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)