Sesungguhnya setiap sesuatu ada kuncinya, kunci syurga yaitu mencintai orang-orang miskin dan faqir yang sabar, karena mereka akan bersama Allah swt di Hari Kiamat
Kita bisa lihat faktanya dalam kehidupan sekarang ini. Mereka yang menjalankan agama dengan ilmu, pasti ceria dan menceriakan; mudah dan memudahkan; bahagia dan membahagiakan.
Saya sudah berulang kali menulis soal definisi jisim hingga sampai pada tahap kebosanan. Tetapi tak masalah selama itu berguna bagi kawan-kawan yang barangkali tidak sempat membaca soal ini.
Sebuah postingan yang sangatlah mencengangkan sekali. Bagaimana tidak? hanya karena bacaan Quran seorang muslim (yang dalam hatinya terdapat keimanan akan Allah swt) yang ia baca di sisi kubur, ia dicap sebagai pengikut Yahudi. Lantas, apa sebenarnya hukum membaca Al-Quran di depan kubur itu sendiri? Apakah Haram? ataukah Bida'h Dholalah
“Rusak-rusaknya dunia, kalau ada orang alim fasik. Tapi, lebih rusak orang bodoh tapi ahli ibadah,” begitulah yang Gus Baha sampaikan dalam suatu pengajian. Beliau menekankan agar orang awam tidak terlalu fanatik dalam beragama, sebab akan berakibat fatal untuk ke depannya.
Dalam tulisan sebelumnya bagian pertama, saya bertanya tentang siapakah yang berkata bahwa Allah tidak beritiwa', yang konon kata Syaikh asy-Syinqiti ada ribuan orang yang berkata begitu? Saya tunggu-tunggu tidak ada jawaban sama sekali. Yang ada hanyalah klaim banyak... banyak... banyak.... Tentu klaim semacam ini tidak layak digubris bila ternyata satu pun tidak bisa dibuktikan.
Ada perkataan yang dibahas panjang lebar oleh Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi, gurunya Syaikh Bin Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin. Dia membuat muqaddimah panjang dan uraian yang juga panjang tentang betapa salah dan bodohnya perkataan tersebut. Perkataan tersebut adalah:
Seseorang yang bertamu ke rumah orang lain, hendaknya memberi jeda kepada tuan rumah untuk menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan. Bukan berarti ketika sudah salam, seakan sudah legal untuk masuk. Tidak bisa! Al Qur’an itu, menomorsatukan hattaa tasta'nisu, dimulai dari nyaman dulu.
Laduni.ID Jakarta - Dzikir merupakan ibadah ringan yg bisa dilakukan oleh umat Islam, untuk mengingat kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala. Selain meningkatkan keimanan dan taqarrub ilallah, dzikir juga bisa membawa manfaat besar,
Menggantungkan segala keputusan mengenai hidup kepada Allah adalah sebuah keharusan, sebab manusia membutuhkan Allah. Manusia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, manusia dapat terus hidup karena adanya pertolongan dari Allah, tempat manusia meminta dan memohon.