Musyawarah adalah salah satu ajaran penting dalam Islam. Setidaknya ada tiga ayat dalam Al-Qur’an yang secara tegas memerintahkan kita untuk bermusyawarah dalam menghadapi segala masalah, khususnya yang terkait dengan orang lain.
Ketahuilah, bahwa adu domba adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak persaudaraan, menimbulkan permusuhan, dan memecah belah umat. Sebab, pada dasarnya orang-orang Mukmin itu pada hakikatnya adalah saling bersaudara.
Perjanjian Hudaibiyah meniscayakan sebuah perdamaian, meskipun pada saat itu bisa saja umat Islam menumpas dan menghancurkan orang-orang Kafir Quraisy. Ketika umat Islam sudah menang, justru Rasulullah SAW menawarkan satu perjanjian damai untuk menghentikan peperangan.
Hari-hari ini kita sering mendengar atau menyaksikan semakin banyak orang di negeri ini yang bicara apa saja, seenaknya, tanpa mikir lebih dulu dan tanpa beban apapun, meski menyakiti orang lain, hoaks dan fitnah yang dapat menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan bersama.
Secara literal, ulama suu' bermakna ulama buruk. Ulama Suu' dimaksudkan sebagai orang yang mengerti ajaran agama dan selalu menganjurkan kebaikan tapi perbuatannya dan perilakunya sendiri buruk, bertentangan dengan anjurannya.
Zaman kita hari ini adalah masa saling mengawasi. Mencari celah kesalahan orang lain, lalu diframing (dipotong bagian tertentu yang sesuai kepentingannya), dibuatkan narasi, disebarkan, maka begitu akhirnya terjadi, goncang dan hebohlah sudah media sosial.
Mendoakan para pemimpin adalah bagian dari pertolongan kita kepada sesama. Sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk saling menolong sesama muslim, baik dalam keadaan zalim maupun terzalimi.
Dari sini kita mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga. Kalau seorang nabi yang berdakwah kepada pemimpin zalim sekaliber Fir'aun saja diperintahkan untuk bersikap lembut, lantas bagaimana seyogyanya dengan kita?
Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan meniscayakan adanya tanggung jawab. Demikian pula terkait hal memilih menjadi juru damai
Dengan sikap berpura-pura dan selalu menipu, orang-orang munafik jelas diliputi penyakit di dalam hatinya, seperti dendam, hasud, dengki, ragu-ragu dan penyakit kejiwaan lainnya.