Pemimpin atau pemelihara yang terdapat di dalam Hadis di atas disebut dengan kata “ra’in” artinya adalah pemelihara yang selalu berusaha untuk menciptakan kemaslahatan bagi setiap anggota yang berada dalam pemeliharaannya.
"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Hud: 117)
"Tidak diperbolehkan iri hati kecuali pada dua orang. Pertama, orang yang diberi ilmu hingga ia amalkan dalam ibadah malam hari. Kedua, orang yang oleh Allah diberi harta lalu ia sedekahkan malam dan siang." (HR. Bukhari)
Hasud adalah perasaan tidak suka seseorang kepada orang lain, karena kenikmatan atau kebahagiaan yang diperoleh orang lain itu. Kenikmatan itu bisa berupa kekayaan, jabatan, kehormatan, kecantikan, kehebatan, dll. Ia berharap kenikmatan itu hilang dari seseorang dan berpindah kepada dirinya.
Manusia itu makhluk hidup. Ia bergerak, walaupun terkadang maju dan mundur. Memiliki sifat dinamis, kreatif bahkan inovatif. Pergerakan hidup akan membuat tubuh manusia menjadi sehat, aktif bermasyarakat membuat manusia bermanfaat, dan aktif beribadah pun akan melejitkan spiritualitas diri.
Iradah dan Ridho Allah adalah dua hal yang sering dicampur aduk oleh nafsu seseorang, sehingga akalnya pun ikut bingung. Para ulama telah memberi garis pemisah yang jelas antara keduanya, tapi nafsu terus mengajak agar keduanya dicampur aduk. Dan akhirnya kebingungan sendiri dalam menentukan sikap.
Manusia yang dilahirkan telah ditentukan kapan matinya dan cara hidupnya. Karena itu, bisa dikatakan bahwa kita hidup dengan menjalankan auto pilot dari Allah.
Dari sinilah semakin jelas bagaimana Islam sangat memperhatian kesholehan sosial dan moral, tidak melulu soal sholeh ritual. Tetapi dari sini juga bisa dipahami bahwa kesholehan ritual itu seharusnya justru mendorong seseorang untuk juga sholeh sosial dan moral.
Kemerdekaan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Ia adalah hasil dari perjuangan para pahlawan bangsa yang penuh dengan pengorbanan jiwa dan raga. Namun, yang lebih utama, ditegaskanlah bahwa kemerdekaan adalah karunia dari Allah SWT.
Dalam kitab Tafsir At-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Baghawi, Tafsir Al-Alusi dan Tafsir Fath al-Qadir dijelaskan bahwa yang dimaksud "ماظهر منها" yang biasa tampak terlihat adalah wajah dan telapak tangan.