Novel Corona Virus (Covid-19) ujian kemanusiaan, yang bermula di China, merebak ke Eropa dan Amerika, dan tak luput juga Indonesia.
Di saat musim kegelisahan pandemi Corona seperti saat ini, tiba tiba saya teringat satu ijazah doa yang pernah saya terima ketika ziarah ke makam Zanbal di kota Tarim Yaman.
Di saat merebaknya virus corona atau COVID-19, masyarakat dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri, salah satunya ialah menggunakan hand sanitizer atau cairan antiseptik lain yang pada umumnya mengandung alkohol dalam kadar cukup tinggi (bahkan ada yang mencapai 70%)
Shalat berdiri hukumnya wajib. Namun dalam kondisi tertentu, misalnya sakit, maka Islam memperbolehkan shalat dengan cara duduk. Jika tidak mampu maka dengan berbaring dan seterusnya.
"Siapa saja saat terjadi wabah, diam dirumah dengan sabar dan mengharap pahala semata-mata dari Allah, dan dia meyakini tidak akan terkena (atau terkena) wabah itu kecuali atas ketetapan Allah swt, ia mendapat pahala syahid (walaupun ia tidak meninggal dunia)". HR. Ahmad.
Banyak kalangan yang kurang memahami status adzan. Dikiranya adzan itu semata-mata hanya panggilan untuk shalat saja.
Jika seseorang sakit atau bepergian maka dia dicatat seperti pahala orang yang melakukan amal ibadah dalam keadaan berdomisili dan sehat
Berkaitan dengan wabah corona, berikut ini ringkasan (dan pilihan) pandangan keagamaan para Kiai Sepuh dan Kiai Muda atas shalat Jumat
"Saya tak takut Corona, hanya takut Allah". Kalimat ini kelihatannya benar dan menggambarkan keimanan mereka yang tinggi, tapi sebenarnya "sarat akan paham Jabariyyah" dalam kajian Aqidah.
Bertakwalah kamu kepada Allah Swt dimanapun kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan yang dengannya kamu bisa menghapus keburukan tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan cara yang baik