Imam Ahmad Ar-Rifa'i apabila berpapasan dengan seekor babi atau anjing maka beliau berkata “betapa nikmatnya pagi hari ini”.
Waktu kecil dulu, melalui penuturan dari masyarakat sekitar di desa saya (desa Cebolek, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah), saya kerap mendengar kisah tentang Kiai Cebolek atau Kiai Mutamakkin (hidup kira-kira pada pertengahan abad ke-17 dan awal abad ke-18) yang melakukan perjalanan ajaib ke Timur Tengah dengan berkendaraan "jin".
Banyak dari ustadz kalangan Salafi ini ibarat dokter palsu (belajar dari internet) sering salah melakukan diagnosa. Kalau benar-benar dokter akan sangat berhati-hati dalam menganalisa penyakit dan memberi obatnya
erkata Habib Ahmad bin Hasan al Attas ; empat kitab yang hendaknya dibaca dan diulang-ulangi. Karena sesungguhnya bagi pemula akan mendapatkan kemanfaatan dan senior akan menjadi pengingat.
Ujub, takabbur dan membanggaan diri merupakan penyakit yang tidak mudah disembuhkan. Penyakit tersebut dapat merusak dirinya dan manusia sekitarnya.
Untuk menghindari kerugian bagi kedua belah pihak, pembeli dan penjual, maka para ulama mensyaratkan adanya Transaksi yang jelas. "Saya jual dan saya beli",
Kematian bagi banyak orang merupakan sesuatu yang menakutkan. Segala hal yang berhubungan dengannya sebisa mungkin dihindari baik percakapan, diskusi atau pengkajian tentang kematian tersebut
Di antara anugerah bagi para orang tua adalah anak. Anak adalah amanah dan perhiasan bagi mereka, juga kebanggaan di kemudian hari.
Terpenting kalau ingin selamat harus minta tolong, berlindung hanya pada Allah SWT, berdoa semoga diberi pertolongan keselamatan dari semua bahaya dan semua penyakit.
Setahu saya, amat jarang kitab perbandingan mazhab karya Ibn Rusyd (w. 1198) yang berjudul "Bidayatul Mujtahid" (atau dalam ejaan yang lebih akademis: Bidâyat al-Mujtahid), diajarkan di pesantren tradisional di lingkungan NU.