Keadaan setiap orang sering kali berubah. Tidak semua orang baik. Terkadang orang yang sering berbuat baik, pada satu kesempatan tertentu melakukan khilaf. Demikian pula orang yang sering kali berbuat maksiat, pada satu kesempatan akan tergerak dalam melakukan kebaikan.
“Sebagaimana mestinya seorang ayah yang menjaga anaknya dari api dunia, maka sungguh menjaga sang anak dari api neraka mestinya lebih penting lagi.”
Dalam spirit menuntut ilmu, tentu dibutuhkan pula waktu yang lama, yang konsisten (طول الزمان) tidak pernah berhenti belajar, 'Lifelong Education' atau pembelajaran sepanjang hayat.
"Tidak ada satu pun orang yang mengingkari bahwa semakin banyak kerepotan maka semakin menjadi penghalang bagi ilmu. Sedangkan istri dan anak-anak merupakan penghalang yang paling besar."
Saya hanya ingin mengajak kita merenungi jalan yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad SAW yang jelas merupakan teladan bagi semua orang.
"Dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW minum dalam tiga kali napas. Ketika beliau mendekatkan bejana ke mulutnya, beliau menyebut nama Allah Ta'ala. Ketika beliau menjauhkannya, beliau memuji Allah Ta'ala. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali."
Berprasangka baik kepada Allah juga merupakan sebab yang besar dalam meraih ketenangan hati, kedamaian pikiran, dan kelapangan dada.
Islam sangat menganjurkan agar memperhatikan anak yatim dan orang yang lemah atau kaum dhu'afa. Banyak sekali Ayat Al-Quran dan Hadis Nabi yang menerangkan tentang anak yatim.
Sudah sepantasnya kita menghormati anak yatim, sebab Baginda Nabi SAW juga merupakan seorang yatim. Kata yatim sendiri disebutkan sebanyak 23 kali dalam Al-Quran, yaitu delapan dalam bentuk tunggal, 14 dalam bentuk jamak, dan 1 dalam bentuk dua (mutsanna).
"Barang siapa berpuasa para hari 'Asyura, tanggal 10 Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala Malaikat dan10.000 pahala Syuhada. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari 'Asyura, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya."