INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan bagi setiap orang itu adalah bagian dari apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari)
"Dari Ibnu Umar r.a, bahwa Nabi SAW bersabda: 'Kami adalah umat yang tidak dapat menulis dan berhitung satu bulan itu seperti ini.' Maksudnya, satu saat terkadang berjumlah 29 hari dan pada waktu lain 30 hari." (HR. Bukhari)
Pernyataan Gus Baha membuka perspektif baru tentang bagaimana memahami komunikasi dalam Islam. Dalam kondisi tertentu, ketegasan dalam menyampaikan kebenaran bisa saja menggunakan bahasa yang keras, selama tujuannya benar dan tidak keluar dari koridor akhlak Islam.
Para kyai pesantren juga sering mengingatkan betapa istimewanya kedudukan ilmu. KH. Maimoen Zubair pernah dawuh, "Ora ono kemanfaatan zaman saiki kejobo wong iku iso ngaji." (Tiada sesuatu yang lebih bermanfaat di zaman ini kecuali jika ia bisa mengaji (paham ilmu agama).
Sanad adalah fondasi yang tak tergantikan dalam memahami dan menyebarkan ilmu agama. Sanad menjadi benteng untuk menjaga otentisitas ajaran Islam, sebagaimana ditegaskan oleh para ulama berdasarkan pesan-pesan yang tersirat dalam Al-Qur’an.
Keadaan setiap orang sering kali berubah. Tidak semua orang baik. Terkadang orang yang sering berbuat baik, pada satu kesempatan tertentu melakukan khilaf. Demikian pula orang yang sering kali berbuat maksiat, pada satu kesempatan akan tergerak dalam melakukan kebaikan.
Jika kita menelaah lebih dalam, maka kita akan mendapati bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu pengetahuan.
Dalam spirit menuntut ilmu, tentu dibutuhkan pula waktu yang lama, yang konsisten (طول الزمان) tidak pernah berhenti belajar, 'Lifelong Education' atau pembelajaran sepanjang hayat.
Dalam tradisi Islam, khususnya di Indonesia, setelah jenazah dimasukkan ke liang lahat, dihadapkan ke arah kiblat, dan ditutup dengan tanah, sering kali keluarga atau kerabat menaburkan bunga di atas makam. Tradisi ini bukan sekadar simbol penghormatan, tetapi juga memiliki dasar dalam ajaran Islam.
“Adab orang yang bertakziyah adalah 'merendahkan diri', menampakkan kesedihan, tidak banyak berbicara, dan tidak mengumbar senyum karena dapat menimbulkan rasa tidak suka.”