INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk peduli terhadap sesama, terutama dalam hal memberi makan. Perbuatan ini bukan sekadar bentuk kebaikan sosial, tetapi juga memiliki nilai ibadah yang tinggi.
Kita bisa mengambil pelajaran dari generasi orang-orang sholeh terdahulu, bahwa ikhtiar mereka dalam bersungguh-sungguh membaca dan mempelajari Al-Qur’an sejak sebelum memasuki bulan suci Ramadhan adalah wujud yang nyata tentang kemuliaan bulan Sya’ban itu.
“Sesungguhnya engkau mempunyai dua akhlak yang dicintai Allah SWT, (dua akhlak itu adalah) hilmi (lemah lembut/arif) dan ta’anni (hati-hati).”
Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia dipimpin dengan rasa yang penuh pengabdian. Fokusnya hanyalah bagaimana menyejahterakan, mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang dipimpinnya.
Tafakkur atau berpikir secara mendalam adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan tafakkur, seorang hamba dapat semakin mengenali tanda-tanda kebesaran Allah, mensyukuri nikmat-Nya, mengingat ganjaran dan hukuman-Nya, serta mengintrospeksi dirinya sendiri.
Dalam kitab At-Tibr Al-Masbuk, Imam Al-Ghazali menukil sebuah nasihat bijak yang sarat dengan hikmah tentang bagaimana menjaga integritas diri agar termasuk ke dalam golongan orang-orang mulia.
Di era digital saat ini, fenomena “brain rot” semakin marak terjadi, terutama di kalangan generasi muda masa kini yang banyak mengonsumsi konten receh dan tidak bermanfaat.
Pada dasarnya ihtikar dilarang dalam Islam karena mengandung unsur tadhyiiq (تضييق), yaitu menyebabkan kesulitan bagi masyarakat umum. Dalam prinsip jual beli, tidak ada pihak yang lebih berhak atas maslahat dibanding pihak lainnya. Penjual dan pembeli harus saling mendapatkan manfaat yang adil.
Al-Ghazali menegaskan, bahwa jika seorang penguasa atau pemimpin berlaku adil, dunia akan makmur dan rakyat akan hidup dalam keamanan, sebagaimana yang terjadi pada masa kekuasaan Azdasyir, Afridun, Bahram Gor, dan Kisra Anusyirwan.