Kehidupan dunia ini hanya sebatas persinggahan saja. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, terkadang membuat kita lupa akan semua itu.
Dan siapakah yang paling pantas disebut sebagai ‘amir’ alias penguasa sejati? Dengan lugas al-Ghazali menjawab, “Dia yang memiliki kuasa mutlak atas hawa nafsu dan amarahnya.
Tafsir Al Baidhawi atau “Anwar at tanzil wa asror at ta’wil” adalah tafsir yang sangat terkenal di kalangan ahlus sunnah wal jamaah, bahkan di beberapa pondok pesantren di Indonesia juga dikaji oleh para Kiai dan disampaikan dengan sistem bandongan.
Bahkan Ramadan dirasakan sebagai ’beban spritual’ dan “beban ritual” bukan lahir dari sebuah kecintaan subtasnsial yang mampu mengorbitkan ketaatan dan ketakwaan.
Petinju yang mendapat julukan The Greatest (Terbesar) dari lawan-lawannya Muhammad Ali mencoba menyenangkan Allah dalam segala hal yang diperbuatnya. Menguasai dunia tidak membawanya kepada kebahagiaan yang sejati.
Masih banyak kalangan salafi wahabi yang salah memahami tentang makna meluruskan dan merapatkan shaff shalat.
Dalam mazhab empat, pendapat yang dapat dijadikan pijakan adalah bahwa suara perempuan itu bukanlah aurat. Mana referensinya? ا
Sebelum membincang tentang berbagai perniknya, alangkah baiknya kita melihat unsur kebahasaan yang berkaitan dengan “takut”. Juga dapat dimaklumkan, bahwa yang akan saya tulis ini adalah batas takut dalam perspektif muslim. Sebuah ikhtiar untuk mendekati kebenaran yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an dan tuturan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaih wasaallam.
“Perempuan dinikahi karena empat hal, karena kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Gapailah yang baik agamanya (kalau tidak) maka engkau akan jatuh dalam debu kemiskinan!”.
Imam Yahya bin Sa'id al-Anshori [wafat 144 H.], salah satu ulama salaf, berkata: أهل