Keistimewaan Malam Nishfu Sya’ban dengan berbagai keberkahannya itu, kemudian menjadikannya disebut dengan banyak nama, yang mana masing-masing dari nama-nama itu memiliki keagungan dan kemuliaan tersendiri yang bisa diraih oleh umat Islam.
Perlu ditanamkan di dalam diri kita, bahwa cara yang baik dalam memuliakan bulan Sya'ban dengan berpuasa dan berbagai amal kebaikan merupakan salah satu upaya sungguh-sungguh kita untuk meraih keberkahan hidup.
Bulan Sya’ban merupakan bulan yang sangat penting dalam kehidupan Muslim di Indonesia. Karena selain menjadi bulan yang dekat dengan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan,
Bulan sya'ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dan bulan penuh keagungan, selain itu bulan ini juga dinamakan bulan persiapan psikis dan ruhiyah untuk menyongsong kehadiran bulan Ramadhan
Sya'ban merupakan bulan ke 8 dalam Islam. Bulan ini mempunyai banyak keistimewaan layaknya bulan sebelumnya (Rajab).
"Di bulan Sya'ban turun kewajiban puasa bulan Ramadhan dan di malam Nishfu Sya'ban terjadi pemindahan kiblat dari Masjid Al-Aqsha menuju Masjidil Haram yang penuh dengan rahmat dan pengampunan. Dan hal itu dirasa berat oleh orang Yahudi, Kristen dan para penyembah berhala."
“Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak ada yang terzalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 17)
“Shalat adalah tiang (pokok) agama, barang siapa yang mendirikannya, maka dia benar-benar menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya, maka dia merobohkan agama.” (HR. Al-Baihaqi)
Sederhananya, khusyuk adalah suatu keadaan hati seseorang yang berupa ketenangan, ketundukan, rasa takut, kerendahan diri di hadapan Allah SWT yang nantinya akan memunculkan sikap dalam bentuk fisik, baik berupa ketundukan, kerendahan diri, menundukkan pandangan dan merendahkan suara.
Shalat merupakan bentuk peribadatan tertinggi seorang Muslim, sekaligus merupakan simbol ketaatan totalitas kepada Allah SWT. Karena di dalam shalat terdapat bentuk upaya interaksi antara seorang hamba dengan Tuhannya.