Allah SWT mewajibkan puasa bagi kita di dalam bulan Ramadhan, tidak lain adalah sabagai wujud rasa syukur dan ketaatan kita kepada-Nya.
Ketika si anak sudah semakin besar, maka wajib bagi orang tuanya untuk menjelaskan penjelasan akidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang tepat dan komprehensif bahwa Allah wujud tanpa bertempat.
Saat mengaji Kitab Mafahim, saya menemukan keterangan Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki yang mencantumkan riwayat (dari Tafsir Al-Qurthubi) bahwa ada seorang A'robi (bukan orang Arab) yang datang ke makam Nabi SAW setelah tiga hari dimakamkan.
"Nabi SAW bersabda: 'Bila jenazah sudah diletakkan lalu digotong oleh para lelaki, jika dia jenazah yang baik maka dia berkata: 'Segeralah antarkan aku.' Bila jenazah tidak baik dia berkata kepada keluarganya: 'Celaka, mereka bawa ke mana jenazahku.'" (HR. Bukhari)
Para guru sejati dalam pandangan para guru sejati dan bijak bestari hadir untuk membagi cahaya pengetahuan kemanusiaan, bukan menghancurkannya dan membodohi orang lain. Mereka hadir untuk kebahagiaan orang lain, bukan untuk kesenangan diri sendiri.
Sering kali keadaan hati itu tidak menentu dan tidak selamanya bersih. Kerap kali ada berbagai penyakit hati yang menyerang. Mulai dari buruk sangka, dengki, dendam, sombong, iri hati, amarah, merasa paling benar, paling senior, paling suci dan sebagainya.
Allah menciptakan manusia terdiri dari dua dimensi, yakni dimensi dhahir (perangkat keras) dan bathin (perangkat lunak). Ibarat teknologi sekarang ini, istilahnya adalah software dan hardware.
“Tidaklah seorang Mukmin bertakziyah kepada saudaranya yang terkena musibah kecuali Allah akan memakaikan pakaian kemuliaan kepadanya di Hari Kiamat.” (HR. Ibnu Majah)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal: 2)
Adalah mustahil, kita sebagai manusia terlepas sama sekali tanpa pernah melakukan kesalahan. Oleh karenanya, kita yang sudah pasti dihinggapi kesalahan itu harus selalu mengiringinya dengan taubat.