Ulama Ahli hadis Al-Hafidz Nuruddin Al Haitsami, murid dari Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dan menantu Al-Hafidz Al Iraqi, menulis bab khusus dalam kitabnya Majma' Zawaid:
Madinah ini adalah tanah mulia karena di dalamnya ada manusia paling mulia. Disinilah iman kami berhimpun:
Dari Sufyan bin Abi Zuhair bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Negeri SYAM akan ditaklukkan, maka akan ada satu kaum keluar dari Madinah bersama keluarga mereka, membawa serta hewan ternak mereka, padahal Madinah lebih baik bagi mereka jika mereka mengetahui. Negeri YAMAN akan ditaklukkan, maka akan ada satu kaum keluar dari Madinah
Takbir yang Salah Kaprah - Ancaman kehancuran bisa datang kala orang-orang mulai menganggap bahwa persekusi yang membawa takbir sebagai slogan adalah bagian dari ajaran Islam.
Kali ini menghadiri acara Pengkaderan Aktivis Dakwah fakultas Kedokteran, Kampus A Unair. Temanya tentang "Islam Yang Sempurna".
Dari Aisyah, ia berkata: "Kami datang ke Madinah dalam keadaan penuh wabah penyakit mematikan. Abu Bakar sakit, Bilal juga sakit. Ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam melihat keluh kesah para Shahabat, beliau berdoa: "Ya Allah, jadikan kami cinta pada Madinah, sebagaimana Engkau jadikan kami mencintai Makkah,
Dalam konteks ini, perlu ditegaskan bahwa menolak bendera Hizbut Tahrir (demikian atribut lainnya) yang identik dengannya tidak berarti menolak tauhid sebagaimana klaimnya
Hadits yang dirujuk dan digunakan HTI sebagai panji Islam dengan tulisan tauhidnya adalah dhaif dan majhul.
Semua pasti merasakan nikmatnya ibadah di 2 tanah suci, Makkah dan Madinah. Sebab disini negaranya aman dan damai. Namun jangan lupa, diantara faktor utama adalah doa Nabi Ibrahim untuk negeri ini menjadi aman nan damai (QS Al-Baqarah 127). Dan Allah telah memastikan kedamaian itu dalam firman-Nya:
Para Abdal memiliki jalan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Alloh untuk memperoleh ridho-Nya. Di antara jalan itu, berdasarkan atsar dari Abu Zanad melalui Sufyan bin `Uyainah dan diriwayatkan Ibnu Abi Dunya adalah: jujur, wara’, salamatush shudhur, husnun niyah,