Jika bulan Rajab adalah bulan mulia, yang di dalamnya terdapat keistimewaan digandakan 70 kali pahalannya bagi siapa yang beramal baik, demikian pula berlaku bagi yang berbuat keburukan.
Jadi, dari sini bisa dilihat satu benang merah, bahwa berdasarkan pendapat Imam An-Nawawi tersebut, maka hukum puasa di bulan Rajab adalah sunnah.
Rajab adalah salah satu bulan haram (mulia) dalam Islam. Karena Rajab termasuk bulan mulia, maka tak heran bila banyak umat Islam menyambut bulan ini dengan penuh semangat, hormat dan antusias untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah sunnah mereka.
Bulan Rajab adalah bulan mulia yang dinanti oleh banyak orang Islam. Hal ini dikarenakan bulan ini menandai semakin mendekatkan hadirnya bulan Ramadhan yang sangat agung dan mulia.
Bulan Rajab termasuk bulan yang mulia. Ibadah di dalam bulan Rajab mempunyai nilai pahala yang agung, khususnya berpuasa, beristighfar, bertaubat dari segala kesalahan dan dosa-dosa, baik yang disengaja maupun tidak.
Intinya dzikir adalah bagian dari upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan. Makin sering dan lekat dzikir pada kehidupan kita, maka makin tinggi kualiatas kemanusiaan kita. Sehingga kita akan menjadi manusia yang peka pada persoalan kemanusiaan.
Karena itu, tugas kita sekarang adalah memastikan generasi penerus kita hafal dan memahami Rukun Islam dan Rukun Iman. Jangan sampai mereka melupakan kebenaran sederhana ini. Apa gunanya mereka nanti punya gelar panjang tapi Rukun Iman dan Rukun Islam saja tak paham.
Bila diibaratkan pentol bakso, ibadah sunnah yang bersifat pribadi antara hamba dan Tuhan adalah daging dan tepungnya sebagai bahan utama. Lalu ibadah sosial adalah garam dan bumbunya. Keduanya harus ada dan berimbang agar hasilnya memuaskan.
Ketika sudah mulai diamanati jabatan, hal yang perlu ditambah adalah tindakan tunai amanat. Sedangkan hal yang perlu dikurangi adalah ibadah ritual. Ini bukan berarti mengurangi kedekatan dengan Tuhan.
"Rendah hati itu tanda (ciri) paling utama dari ulama. Karena itu menunjukkan makna yang sesungguhnya dari kata "Khasyatullah", (takut kepada Allah)."