Ketahuilah, bahwa sejak dulu kala, bila terjadi gerhana, Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah.
"Meskipun ada banyak kode moral, akan tetapi dasar utamanya adalah cinta. Cintalah yang melahirkan harapan, kesabaran, ketabahan, toleransi dan semua moral baik. Penghormatan, toleransi dan berbuat baik, semua lahir dari cinta".
Dalam merefleksikan Sumpah Pemuda dalam konteks saat ini, maka kita harus juga selalu berkomitmen menjaga persatuan ini, untuk kemaslahatan bangsa dan negara.
Dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menyampaikan setidaknya ada enam sifat perempuan yang harus diperhatikan supaya menjadi pembelajaran dan perhatian bagi laki-laki sebelum menentukan pendamping hidupnya.
Kehidupan Rasulullah SAW menjadi contoh yang luhur tentang seorang pemuda yang berperilaku lurus dan terpercaya dalam mengemban amanat kaumnya dan para sahabatnya.
Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, mukjizat terbesarnya adalah Al-Qur’an. Kitab ini tidak hanya berbicara masa lalu, juga menyinggung problem masa yang akan datang, dengan solusinya. Al-Qur’an berbicara persoalan buruk namun menawarkan obat atau cara mengatasinya.
Upaya untuk menjaga persatuan dan kerukunan berikutnya adalah dengan menjalin kepekaan sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan saling memahami satu sama lain.
Di dalam sebuah negara terdapat satu kekuatan, yaitu pemerintahan namanya. Jika mereka baik, maka akan baik pula seluruh rakyatnya. Jika tidak baik, maka akan berdampak buruk juga kepada seluruh warganya.
Yang mula-mula dijalankan Nabi Muhammad SAW ialah penyiaran tauhid. Dan di samping itu, menanam semangat persaudaraan Islam, dengan tidak membeda-bedakan antara keturunan, pangkat, kekayaan dan kebangsaan.
Seandainya kita diberi rezeki yang sangat melimpah dengan kekayaan yang ada di alam semesta ini untuk membalas jasa Rasulullah SAW, tentu itu semua belum ada artinya.