Dalam perjalanan hidup, tidak jarang kita menemui teman yang berbuat maksiat. Sebagai sahabat yang baik, tugas kita adalah saling mengingatkan dengan cara yang bijak, penuh kelembutan, dan kasih sayang.
Ada tiga prinsip kehidupan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya dalam menghadapai lika-liku kehidupan.
Siang dan malam membentuk pola kehidupan di bumi. Aktivitas manusia pun dari pagi sampai malam, sampai kembali pagi lagi, "diatur" oleh matahari. Siang membuat bumi menjadi terang, sehingga tidak dibutuhkan cahaya tambahan. Sedangkan malam, bumi tertutup dari cahaya matahari.
Seseorang dapat dikatakan jujur dalam perkataannya apabila apa yang dikatakannya itu sesuai dengan realita. Untuk mencapai kejujuran ini, diperlukan sedikitnya dua hal sebagai penyempurnaan.
Kesombongan, selain dihinakan Tuhan, juga dapat menyebabkan kesengsaraan di Akhirat. Orang yang sombong akan selalu membesarkan sesuatu yang tidak ada pada dirinya dan merasa dirinyalah yang memiliki.
Ulama besar generasi tabiut tabi'in, Syaikhul Hadis Al-Imam Abu Abdurrahman Abdullan bin Mubarak bin Wadhih Al-Hanzhali Al-Marwazi rahimahullah (w. 797) menunjukkan keheranan, bagaimana mungkin seseorang jiwanya baik, jika tidak mau menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu.
“Imam Mujahid berkata, orang yang malu tidak akan (bisa) mendapatkan ilmu, demikian juga orang sombong.” (HR. Imam Bukhari, disebutkan secara mu’allaq dalam Bab Al-Haya’ fil 'Ilmi)
Para kyai pesantren juga sering mengingatkan betapa istimewanya kedudukan ilmu. KH. Maimoen Zubair pernah dawuh, "Ora ono kemanfaatan zaman saiki kejobo wong iku iso ngaji." (Tiada sesuatu yang lebih bermanfaat di zaman ini kecuali jika ia bisa mengaji (paham ilmu agama).
Pada dasarnya, menghadapi perbedaan pendapat sesama Muslim hanya diperlukan satu hal, kata orang Jawa "Tepo seliro", lapang dada menerima perbedaan, sebab memang tidak ada kebenaran tunggal dalam ijtihad fikih.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)