INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Ada tiga hal yang membinasakan; kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang 'ujub terhadap dirinya sendiri.” (HR. Al-Baihaqi)
Kezaliman (kesalahan) kitalah yang menjadi urusan kita dengan Allah sehingga itulah yang seharusnya menjadi materi taubat kita. Adapun kezaliman orang lain terhadap kita, itu adalah urusan yang bersangkutan dengan Allah. Jadi, taubat itu adalah tentang kesalahan diri sendiri kita, bukan orang lain.
“Seorang Mukmin dihadapkan pada lima kesulitan: Mukmin lain yang merasa iri kepadanya, seorang munafik yang membencinya, musuh yang memeranginya, setan yang menyesatkannya, dan hawa nafsu yang menggodanya.”
KH. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang biasa disebut Hadratussyaikh adalah sosok yang sangat alim sehingga mampu meringkas ilmu aqidah yang paling minimal untuk diketahui setiap Muslim hanya dalam beberapa kata.
Imam Abul Hasan Al-Asy’ari merupakan pendiri dari Mazhab Asy’ariyah, mazhab yang saat ini dianut oleh mayoritas ulama di dunia. Mazhab Asy’ariyah dianut karena wujud moderatismenya.
Dalam kitab Jala’ul Afham Syarhu Aqidatil Awam, Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menyertakan satu kisah menarik tentang mimpi pengarang Nadhom Aqidatul Awam, Syaikh Ahmad Marzuqi. Kisah tersebut ditengarai sebagaimana pengakuan dari pengarangnya sendiri yang dipertanggungjawabkan.
Menyambung silaturrahim, bertegur sapa, dan bahkan menarik cerita dari sahabat orang tua kita yang telah wafat, akan membuat kita kembali mengenang kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan oleh orang tua selama hidupnya.
“Dan dirikanlah shalat, karena shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan mengingat Allah (dalam shalat) adalah lebih besar (keutamaannya).” (QS. Al-Ankabut: 45)
Ibadah shalat memiliki pemaknaan yang mendalam, lebih dari sekedar ritual yang dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini membawa pemahaman mendalam bahwa sebenarnya ibadah shalat mengandung nilai, misi dan keluaran (outcome).
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)