Kelahiran NU tidak dapat dilepaskan dari konteks perjuangan umat Islam. Kelahiran NU sebagai organisasi kemasyarakat sarat dengan perjuangan baik dalam skala global maupun nasional.
Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu hingga ujung ajal menjemputnya ? Karena, ada banyak keutamaan ilmu yang sangat bermanfaat baik di dunia, di alam barzah dan di akhirat kelak.
Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab taqwa. Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatiakn, dan menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa yang diperintahankan oleh Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Bahagia itu terpenuhinya kebutuhan (need) atau keinginan (will). Tepuk dada, tanya selera, lalu mengejawantah menjadi nyata, itulah bahagia.
Dalam Al-Qur’an surah An Nam disebutkan “Katakanlah : Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah SWT, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (Q.S. 27 An Naml 65)
Di dalam Al-Qur’an kita dianjurkan agar dapat membedakan makanan yang halal dan haram. Sebagai umat islam kita diwajibkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang halal.
Dari Ibnu Abbas ra Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ”Barangsiapa yang berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka” (HR.Tirmidzi)
Dalam kitab Manaqib Asy-Syafi’i Lil Baihaqi, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa terdapat 3 hal yang menunjukkan kemuliaan seseorang. Hal itu sebagaimana berikut
Alkisah, suatu hari Abu Qilabah bermimpi, dalam mimpinya beliau berada di sebuah pemakaman, tiba-tiba kuburan-kuburan yang berada di pemakaman itu terbelah dan keluarlah mayat-mayat yang ada di pemakaman itu
Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan dunia ini, laksana musafir musim panas yang singgah sebentar di bawah pohon, lalu melanjutkan perjalanan kembali menuju negeri akhirat