Diriwayatkan dalam sebuah atsar, bahwa Allah Ta’ala menghisab seorang hamba, ternyata keburukannya lebih berat. Maka dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Ketika dia telah dibawa, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani ketika hendak pergi ke tempat kerjanya, beliau berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan
Dalam sebuah perjalanan, suatu waktu Syekh Mahmud Al-Ghaznawi tertidur lelap. Ketika tertidur, beliau seakan-akan melihat Bilal RA menyeru dari sebuah tempat yang tinggi dengan berkata, “Wahai manusia, datanglah kepada Rasulullah SAW!”
Pada sesi tanya jawab ada salah satu perwakilan Takmir yang bertanya, apakah harus mimbar yang dimasuki dari depan atau yang dari belakang (podium)? Untuk membeli katanya lebih murah podium dari pada mimbar
Di antara kaidah yang disepakati seluruh ahli ilmu adalah bahwa yang maksum (terjaga dari kesalahan) adalah Nabi Muhammad saja, sedangkan ucapan orang lain dapat diterima dan dapat ditolak
Allah SWT telah menyuruh seorang muslim untuk menjaga lisannya sebagaimana kewajibannya menjaga perbuatan karena itu disebutkan :
Ghasab artinya menguasai harta (hak) orang lain dengan tanpa izin (melampaui batas). Ghasab ini dilakukan secara terang-terangan, hanya saja tanpa sepengetahuan pemiliknya. Berbeda dengan pencurian yang memang dilakukan secara diam-diam
Rasulullah SAW menyebut satu per satu jenis orang yang shalatnya tidak diterima Allah SWT
Satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
Mazhab Maturidyah percaya bahwa akal dan syariah saling melengkapi untuk mencapai kebenaran ilahi.