Jika kita menelaah lebih dalam, maka kita akan mendapati bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu pengetahuan.
Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi bagian yang baik dari masyarakat di mana mereka tinggal. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nilai-nilai sejarah, menghargai para pahlawan, dan menghindari penghinaan yang dapat memecah belah persatuan.
Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk harmoni dan kedamaian di tengah masyarakat. Islam, sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang dan kedamaian, memberikan panduan komprehensif mengenai hubungan sosial yang baik.
Resolusi Jihad itu kemudian menyulut pertempuran heroik pada 10 November 1945 di Surabaya, yang belakangan kita kenang sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan keberanian rakyat Indonesia, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan semangat pengorbanan tanpa pamrih.
Kita tidak boleh melupakan jasa para pahlawan. Setidaknya, menyempatkan waktu selalu mengirimkan doa kepada mereka. Semoga Allah SWT memuliakan orang-orang yang telah berjasa besar untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia, dan seluruh umat Islam secara umum.
Banyak ulama membolehkan ziarah ke makam siapa pun—termasuk makam nonmuslim—selama niatnya adalah untuk merenungi kematian dan mengambil pelajaran, bahkan disunnahkan berziarah ke makam orang Muslim.
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Tidak booleh menuduh orang lain munafik, meski secara dhohir tampak demikian. Siapalah yang tahu hati seseorang selain Allah SWT. Karena itu, lebih baik berprasangka baik kepada orang lain meskipun salah, daripada berprasangka buruk kepada orang lain meskipun kenyataannya benar.
Jadi kalimat "kanud" berarti mengingkari yang ada seperti tiada. Merasakan rasa, seperti tak punya rasa. Berjibun nikmat, berlimpah pemberian, tapi seperti rekaman yang dihapus dalam kaset kehidupannya. Mengingat segala sedih, susah, dan musibah yang membakar segala nikmat.