Artikel Keagamaan

 

Pentingnya Persiapan Diri Sebelum Mengajar

Tulisan ini sekedar self reminder atau pengingat untuk diri sendiri, atau mungkin untuk banyak ustadz dan pengajar yang meremehkan masalah muthola’ah sebelum mengajar dengan dalih “ah materinya gampang.. ah sudah paham..

Tentang Sedekah Mayit, Kiai Marzuki Mustamar: Nggak Perlu Kafir-Kafirkan Perkara Tradisi

Itu bukan beda syariatnya, tapi beda tradisi. Tolong para hadirin, jadi nggak perlu lah kita itu kafir-kafiran perkara (tradisi)

Inilah Orang yang Disebut Bangkrut di Akhirat

Sungguh alangkah rugi dan kasihannya orang ini, ia yang berletih-letih dalam ibadah untuk memperoleh pahala, dan ia juga berharap sepenuh hati agar pahala itu dapat menambah berat timbangan dan menyelamatkannya di akhirat, namun justru pahala yang ia kumpulkan di berikan dan di nikmati oleh orang lain.

Ilmu itu Didatangi, Bukan Mendatangi

“Seseorang perlu pergi mendatangi ilmu, bukan ilmu yang mendatanginya,” begitulah kiasan yang sering terdengar di kalangan pecinta ilmu.

Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 5)

Ridha merupakan bentuk mashdar (infinitive), dari radhiya - yardha yang berarti: rela, menerima dengan senang hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang. Bentuk lain dari ridha adalah mardhat dan ridhwan (yang super ridha). Antonim kata ridha adalah shukht atau sakhat, yang berarti murka, benci, marah, tidak senang, dan tidak menerima.

Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 4)

Ridha merupakan bentuk mashdar (infinitive), dari radhiya - yardha yang berarti: rela, menerima dengan senang hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang. Bentuk lain dari ridha adalah mardhat dan ridhwan (yang super ridha). Antonim kata ridha adalah shukht atau sakhat, yang berarti murka, benci, marah, tidak senang, dan tidak menerima.

Pertemuan Kebudayaan Islam dan Yunani

Ketika Nabi Muhammad wafat, tahun 632 M, para sahabatnya telah menyebar ke berbagai negeri, antara lain Irak, Syam (Syria, Yordania, Pakestina, Lebanon), Mesir dan Persia bahkan sampai China. Di tempat-tempat itu mereka bertemu, bersentuhan dan berinteraksi dengan kebudayaan setempat yang telah terbentuk dan mengakar.

Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 3)

Ridha merupakan bentuk mashdar (infinitive), dari radhiya - yardha yang berarti: rela, menerima dengan senang hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang. Bentuk lain dari ridha adalah mardhat dan ridhwan (yang super ridha). Antonim kata ridha adalah shukht atau sakhat, yang berarti murka, benci, marah, tidak senang, dan tidak menerima.

Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 2)

Ridha merupakan bentuk mashdar (infinitive), dari radhiya - yardha yang berarti: rela, menerima dengan senang hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang. Bentuk lain dari ridha adalah mardhat dan ridhwan (yang super ridha). Antonim kata ridha adalah shukht atau sakhat, yang berarti murka, benci, marah, tidak senang, dan tidak menerima.

Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 1)

Ridha merupakan bentuk mashdar (infinitive), dari radhiya - yardha yang berarti: rela, menerima dengan senang hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang. Bentuk lain dari ridha adalah mardhat dan ridhwan (yang super ridha). Antonim kata ridha adalah shukht atau sakhat, yang berarti murka, benci, marah, tidak senang, dan tidak menerima.

Menampilkan 861 - 870 dari 2.344 Artikel Keagamaan