Artinya, keutamaan pernikahan tidak hanya bergantung pada status perawan atau janda, tetapi juga pada faktor agama, akhlak, dan kemampuan dalam menjaga hubungan rumah tangga.
“Orang yang berusaha membantu para janda dan orang-orang miskin, ia laksana orang yang berjihad di jalan Allah, atau orang yang berpuasa di siang hari dan melaksanakan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbohong adalah perbuatan menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan dengan tujuan untuk menipu atau menyesatkan orang lain. Dalam bahasa Arab, berbohong dikenal dengan istilah kadzibun (كذب), yang berarti dusta atau berkata tidak benar.
Judi adalah perbuatan yang membawa banyak kerugian dan sangat dikecam dalam Islam. Al-Qur'an dan Hadis dengan jelas melarang judi karena dampaknya yang menghancurkan. Pepatah bijak mengatakan, “Menang jadi arang, kalah jadi abu!”
Perbuatan kriminal memang sangat berpotensi membuat kerusakan, merugikan, dan meresahkan banyak pihak. Namun, dalam pandangan Islam, pelakunya tidak boleh diperlakukan semena-mena, atau dihakimi sendiri oleh massa.
Menurut Ibnu Hajar kenapa tiga hal tersebut menjadi tanda munafik, adalah karena perilaku tersebut telah merusak tiga pokok utama agama Islam yang mencakup perkataan, perbuatan, dan niat.
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Hidup, yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan: 58)
Islam mengajarkan hal-hal baik yang tentu semuanya bermanfaat pemeluknya. Segala perkara yang merusak itu diharamkan atau dilarang. Bahkan, haram tersebut tidak hanya karena merusak atau merugikan bagi orang lain, tetapi juga dilarang membahayakan dirinya sendiri.
Syaikh Ahmad Thayyib menekankan bahwa tindakan membongkar aib seseorang, khususnya dalam konteks hubungan terlarang, bukan hanya melanggar adab dalam bermuamalah tetapi juga dapat membawa berbagai dampak buruk, baik bagi yang membuka aib tersebut maupun bagi orang yang terkena dampaknya.
Kisah Ashabul Kahfi adalah pengingat bahwa dalam setiap zaman, Allah selalu menyediakan generasi muda yang kuat untuk menjaga ajaran-Nya. Para pemuda Islam hari ini adalah penerus kisah tersebut. Maka harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dalam membangun karakternya.