Seperti sebuah dinasti atau kekuasaan, sejarah pergerakan harus terus digaungkan dan diwariskan. Semakin suatu negara kuat maka seharusnya semakin gerakan mahasiswanya kuat dan mengakar pula. Hadirnya gerakan mahasiswa hingga hari ini tak lepas dari perjuangan panjang
Jika kita sudah paham perbedaan antara syarah dengan hasyiyah, maka insya Allah kita akan mudah memahami perbedaan antara syarah (الشرح) dengan taqrir (التقرير) (silakan dibaca catatan saya yang mengupas perbedaan syarah dengan hasiyah yang berjudul “Apa Bedanya “Syarah” Dengan “Hasyiyah”?”)
Secara umum bisa dikatakan bahwa “syarah” (الشرح) dan “hasyiyah” (الحاشية) itu bisa saja dibedakan, akan tetapi tetap akan sangat susah dipisah tegas karena memang ada banyak sisi yang beririsan.
R. Muhammad Nawawi Yahya Abd Razak berasal dari Mandar Sulawesi Barat. Oleh karena itu, beliau disebut Muhammad Nawawi al-Mandari. Beliau lahir tahun 1929 di Dusun Mojopahit (Manjopahit) Desa Karama Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Muhammad Nawawi dibesarkan dan dididik dalam lingkungan keluarga yang kental dengan tradisi agama Islam
Biarpun dunia berubah namun kita sangat berharap lembaga pendidikan tertua di dunia, dayah mampu mewarnai dirinya dalam bentuk yang istiqamah mendidik dan membentengi generasi penerus bangsa dari berbagai rayuan masa dan efek kemajuan teknologi
Dalam Tadzkiroh, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir merilis beberapa ayat al Qur'an, hadits Nabi, dan pendapat para ulama. Menurut beliau, dalil dan penjelasan itu menegaskan tentang kafirnya pemerintah NKRI.
Percy Bysche Shelly seorang penyair berkata, puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang paling baik dan paling menyenangkan. Rekaman perasaan dan peristiwa menjadi indah, jika untaian kata tertata menjadi rangkaian puisi. Dan antologi puisi “Rindu Yang Sama”,
Dalam akidah Ahlussunnah wal Jama'ah, Allah telah menciptakan Surga dan Neraka lengkap beserta calon penghuninya masing-masing. Namun tak ada yang tahu daftar penghuni surga atau neraka itu sehingga tak dibenarkan merasa dirinya sendiri atau memvonis orang lain sebagai penghuni pasti surga atau penghuni pasti neraka, kecuali bila ia mati dalam keadaan non-muslim.
Saya menyebut KH. Saifuddin Zuhri sebagai "penjaga ingatan warga NU". Bukan karena kiprahnya sebagai Menag, melainkan karena kreativitasnya di bidang tulis menulis.
Menulis sajak itu tidak harus menggunakan bahasa yang berbusa-busa diindah-indahkan, dipuitis-puitiskan. Akan tetapi, menulis sajak itu cukuplah menggunakan bahasa yang sederhana, sebab yang puisi bukan cuma bahasanya, melainkan yang puisi itu pengalaman hidup yang dipotret oleh sang penyair. Boleh jadi itu sederhana tetapi berkarakterm unik, sekaligus estetik yang memiliki etik