Melawan Mantera Jahat

  1. Hadis:

    كُلْ فَلَعَمْرِيْ لَمَنْ أَكَلَ بِرُقْيَةٍ بَاطِلٍ لَقَدْ أَكَلْتَ بِرُقْيَةٍ حَقٍّ

    Artinya:
    "Makanlah, maka demi hidupku siapa yang makan dengan ruqyah (mantera) yang batil, maka engkau telah makan dengan ruqyah yang benar."

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana Dijelaskan di dalam Sunan Abu Daud bersumber Dari Kharijah bin Shalt Dari pamannya, katanya: "Usai menghadap Rasulullah SAW­ullah kami mendatangi sebuah kawasan (yang dihuni) orang-orang Arab. Mereka berkata: "Kalian telah kembali Dari (tempat) seorang laki-laki dengan baik, apakah kalian membawa obat atau ruqyah, sesungguhnya ditempat kami ada orang gila yang sedang dJikat. Jawab; kami: "Ya."Kharijah berkata: "kemudian mereka membawa orang gila tersebut dan kubacakanlah kepadanya Fatihatul Kitab (surat Al Fatihah) selama tiga hari pagi dan petang seraya kukumpulkan ludahku (dimulutku) dan aku ludahkan seolah-olah seperti keluar Dari igal (pengikat kepala). Mereka akan memberi aku upah tetapi kukatakan: "Jangan, akan kutanyakan terlebih dahulu kepada Rasulullah SAW."Ketika kutanyakan kepada Beliau , Beliau bersabda: "Makanlah (ambillah) demi hidupku… dan seterusnya."

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Al-Hakim Dari Kharijah bin Shalt. Kata Al-Hakim Hadis ini shahih dan Dia kui oleh Adz-Dzahabi.


    Hadis ini menerangkan bahwa ruqyah ada yang batil dan ada yang haq (benar). Ada yang Dia jarkan agama (masyru') dan ada yang tidak di­ajarkan agama (ghaitu masyru). yang masyru' dibolehkan dan yang ghaitu masyru', terlarang.