Abu Bakar Menjadi Imam Shalat

  1. Hadis:

    مُرُوْا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ

    Artinya:
    "Suruhlah Abu Bakar dan hendaklah ia shalat (mengimami) orang."

    Asbabul Wurud:
    Dalam shahih Bukhari Dari al-Aswad: "Kami sedang duduk bersama Aisyah sambil membicarakan perihal kewajiban imam shalat serta keagungan shalat berjamaah. Aisyah menceritakan: Ketika Rasulullah SAW. jatuh sakit yang membawa kematian Beliau , waktu shalat masuk dan azan berkumandang. Beliau bersabda: Suruhlah Abu Bakar, lalu hendaklah Dia menjadi imam shalat orang banyak. Maka disampaikan orang kepada Beliau : "Abu Bakar itu seorang bersedih hati (asiif) apabila Dia hendak mengganJikan kedudukanmu tiadalah sanggup Dia memimpin shalat berjamaah. Namun Beliau mengulangi perintahnya akan tetapi mereka masih mengingatkan Beliau dengan sifat Abu Bakar tersebut. Maka pada sabda yang ketiga Beliau menegaskan: "Sesungguhnya kalian (para wanita) adalah para sahabat Yusuf. Suruhlah Abu Bakar menjadi imam shalat berjamaah. Maka Abu Bakar keluar menemui Rasulullah SAW. dan secara Dia m-Dia m Dia berjumpa dengan Nabi yang sedang dipapah oleh dua orang laki-laki. Seolah- olah aku memandang ke arah kedua kaki Beliau tidak kuat menginjak tanah karena beratnya sakit yang Beliau derita. Maka Abu Bakar bermaksud menunda (pelaksanaan shalat), akan tetapi Nabi memberikan isyarat kepadanya mengganJikan tempat duduk Beliau. kemudian Abu Bakar mendekat ke tempat Nabi berada sampai Dia duduk berdampingin dengan Beliau. Maka hal itu di katakan orang kepada A'masy. akhirnya Nabi SAW. mengetjakan shalat dan Abu Bakar melaksanakan shalat pula sedangkan orang banyak (para jamaah) melaksanakan shalat dengan mengikuti Abu Bakar. Beliau bersabda: Benar, Dia lah yang memimpinnya."

    Periwayat:
    Bukhari, Muslim, Tarmidzi dan Ibnu Majah Dari Aisyah R.A Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan Dari Abu Musa al Asy'ary. Bukhari meriwayatkan pula Dari Ibnu Umar. Ibnu Majah meriwayatkan pula Dari Ibnu Abbas R.A dan Dari Salim ibnu Ubaid al Asyja'iy R.A


    Hadis tersebut juga mengandung faidah bahwa orang yang lebih paham (al afqah) didahulukan Dari yang lebih fasih bacaannya (al aqarru) dalam hal pemilihan menjadi imam.

    Ahli ushul mengatakan: "Boleh mengambil ijima' berdasarkan qiyas (analogi). Seperti halnya Abu Bakar dalam kasus imam shalat dijadikan dasar ijma' sahabat untuk mengangkat Beliau menjadi Khalifah, padahal persoalan Khalifah adalah masalah imamah kubra, yang mereka qiyaskan dengan imamah shugra yaitu imam shalat berjamaah dengan sepenuhnya di bawah pengawasan Nabi SAW.