Laknat Allah Atas Perbuatan Mengada-Ada

  1. Hadis:

    مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا

    Artinya:
    "Barang siapa yang mengada-ngada sesuatu hal yang baru atau memberi tempat bagi orang yang membuat sesuatu yang baru, maka Allah, malaikat, dan seluruh manusia atasnya, Allah tidak menerima keutamaan dan keadilannya."

    Asbabul Wurud:
    dalam al Jamirul Kabiir Diriwayatkan Dari Abu Hassan: "Ali memerintahkan kami mengurus suatu urusan. kemudian dilaporkan kepada Beliau bahwa kami telah melakukan begini dan begitu. Maka Beliau bersabda: "Maha Benar Allah dan Rasul-Nya. Maka dikatakan kepada Beliau : Adakah sesuatu yang Dia manatkan (diperintahkan) Rasulullah SAW kepada engkau? Beliau menjawab: tidak ada sesuatu yang diperintahkan secara khusus kepadaku, tanpa orang lain, melainkan aku mendengar Dari Beliau yang tercantum dalam sebuah lembaran naskah (shahifah) yang terletak dekat pedangku. Ali berkata: tidaklah turun Beliau melainkan dikeluarkan lembaran naskah tersebut yang didalamnya tercantum tulisan: Barang siapa yang mengada-ngada sesuatu hal… dan seterusnya."

    Periwayat:
    Baihaqy dalam Ad Dalail Dari Ali R.A


    Hadis tersebut menjelaskan bahwa Barang siapa menyebarkan, melakukan, mengada-ngada perbuatan bid'ah, memunculkan suatu persoalan baru yang berasal Dari pikirannya sendiri, melebihi Dari apa yang Dia jarkan oleh Rasulullah SAW., kemudian orang tersebut menisbahkan (merujuk) apa yang diucapkannya kepada Beliau atau kepada sunnah Nabi secara umum, Allah akan mengutuknya dan malaikat serta sekalian manusia mempercayai kutukan atas diri orang tersebut. Maksud "keutamaan adalah keutamaan orang tersebut yang tidak diridhai Allah serta tidak pula diterima amalnya.

    Hadis lain Dari Nabi SAW berbunyi: "Man ahdatsafi amrinaa haadzaa maa laisa minhu fahuwa raddun (Barang siapa mengada-ngada (suatu amal) mengenai urusan (agama) kami ini yang tidak berasal Dari (Nabi) maka amal tersebut tertolak).

    Hadis itu merupakan keterangan tentang agama Islam yang bersifat umum, meliputi, sempurna, yang menjelaskan sesuatu seperti munculnya (sinar) matahari di tengah langit, seperti difirman Allah: Alyauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu ’alaikum ni'matii wa radhiitu lakumul islaama diinan (Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan sempurnakan nikmat-Ku atasmu dan aku ridhai Islam bagimu menjadi agamamu). Maka Barang siapa bermaksud membuat suatu tambahan atau memalingkan kepada hal lain sehingga tercipta suatu hal baru yang tidak terdapat dalam hal itu perintah Dari Nabi SAW maka hal itu tidaklah sesuatu yang diridhai karena itu menunjukkan keterbatasan pernahamannya (mengenai agama).