Meninggalkan Perkataan Dusta dan Bertengkar

  1. Hadis:

    مَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَي اللهُ لَهُ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَي اللهُ لَهُ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ

    Artinya:
    "Barang siapa meninggalkan sifat berdusta dan (Ketika berdusta itu) ia melakukan perbuatan batil Allah mendirikan tempat tinggal di surga baginya, dan Barang siapa meninggalkan kebiasaan bertengkar dan (Ketika bertengkar itu) ia berada pada pihak yang benar Allah mendirikan baginya (rumah di tengah surga)."

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana tercantum dalam "Al-Jami'ul Kabir" Dari Salamah ibnu Wirdan Dari Malik ibnu Aus ibnu al Hadtsan Dari ayahnya. Ayahnya pernah duduk bersama Rasulullah SAW, maka Beliau bersabda: Telah diwajibkan Allah (Beliau ucapkan tiga kali). Seorang sahabat bertanya, wahai Rasulullah SAW apakah yang engkau maksudkan dengan sabdamu itu. Beliau menjawab: Barang siapa meninggalkan? dan seterusnya."

    Periwayat:
    Ibnu Mandah dan Abu Na'im Dari Aus ibnu al Hadtsan al Bishry R.A


    Hadis di atas melarang berbuat dusta dan menyuruh meninggalkan kebiasaan bertengkar meskipun seseorang merasa berada pada pihak yang benar, karena berdusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu menggiring ke dalam neraka. Senantiasa seseorang berdusta dan memelihara kebiasaan berdusta sehingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta. dan seseorang berlaku benar dan memelihara kebiasaan benar (dalam ucapan) sehingga ditulis di sisi Allah Dia seorang yang benar.