Adab Berdoa

  1. Hadis:

    إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ تَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ

    Artinya:
    "Jika salah seorang di antaramu ada yang berdoa, maka dahuluilah dengan memuji Allah kemudian menyanjung-Nya kemudian membaca shalawat atas Nabi, setelah itu berdoalah menurut yang ia kehendaki."

    Asbabul Wurud:
    Bahwa menurut keterangan Fudhalah, Rasulullah SAW telah mendengar doa seorang laki-laki yang tidak diiringi pujian kepada Allah sampai doa itu berakhir. kemudian Rasulullah SAW bersabda seperti yang termaktub pada Hadis di atas. dalam riwayat Abu Daud berbunyi: ”Maka bersabdalah Ra­sulullah: ”Dia mempercepat ini." dipanggilnya orang tadi, kata Rasulullah SAW: ”Jika salah seorang Dari kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah ? dan seterusnya.”

    Periwayat:
    Abu Daud, At-Turmidzi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi Dari Fudhalah bin Ubaid. Menurut At-Turmidzi, Hadis ini Hassan Shahih. Bahkan menurut Al-Hakim yang diperkuat oleh Adz-Dzahabi, Hadis ini shahih sesuai menurut syarah Imam Muslim.


    Muhammad. Ia ikut perang Badar dan Bai’atur Ridhwari. pernah bertugas sebagai qadhi (Hakim) di Damsyik. Sempat meriwayatkan 500 buah Hadis. Wafat tahun 85 H.

    dalam berdoa harus diperimJikan adab dan tata caranya, agar doa tersebut ijabah (mendapat jawaban) Dari Allah, di antaranya dimulai dengan membaca hamdalah, menghadapkan hati dengan penuh khusyu kepada-Nya, kemudian membaca shalawat atas Nabi Muhammad, kemudian barulah berdoa.

    Rasulullah SAW saat mendengar doa seorang laki-laki yang tidak mengikuti adab dan tatacara seperti tadi, Beliau menyebutnya: "musta’jil” artinya orang yang tergesa-gesa. Menurut Jumhur Ulama kecuali Hanifah, susunan doa sebaiknya seperti susunan lafadz Tasyahud: memuji Allah dulu, kemudian membaca shalawat atas Nabi, kemudian berdoa memohon apa yang dikehendaki berupa urusan dunia atau urusan akhirat