Aqiqah atau Ibadah (Nusuk)

  1. Hadis:

    لَا أُحِبُّ العُقُوْقَ وَلَكِنْ مَنْ أَحَبَّ أنْ يَنْسُكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَفْعَلْ

    Artinya:
    "Aku tidak suka perkataan "aqiqah", akan tetapi Barang siapa menyukai mengerjakan nusuk (ibadah) karena (kelahiran) anaknya hendaklah Dia mengerjakannya."

    Asbabul Wurud:
    Laki-laki tersebut dalam riwayat Hadis di atas mengatakan bahwa Dia bertanya kepada Nabi SAW mengenai "aqiqah", maka Beliau mengatakan: "Aku tidak suka", kemudian Beliau menyebut Hadis di atas. Amru ibnu Syu'aib meriwayatkan Dari ayahnya, Dari datuk (kakek)nya: "ditanyakan kepada Rasulullah SAW mengenai penyelenggaraan aqiqah." Beliau menjawab: Aku tidak senang aqiqah (’aquq). Seolah-olah Beliau tidak menyukai nama tersebut. Kakek Amru bin Syu'aib bertanya lagi.: Wahai Rasulullah SAW, kami hanyalah bertanya kepada engkau mengenai perihal salah seorang kaum yang berhadapan dengan kelahiran anaknya. Beliau menjawab: Barang siapa menyukai ibadah (nusuk) pada saat kelahiran anaknya hendaklah ia beribadah dengan menyembelih dua ekor kambing yang sepandan (seimbang) besar keduanya untuk anak laki-laki, dan seekor kambing untuk anak perempuan. Daud berkata: "Aku bertanya kepada Zaid ibnu Aslam mengenai makna al Mutakafiataini (dua yang sepandan) maka Dia menjawab: "dua yang serupa"yang disembelih secara bersamaan. Mengenai hal ini terdapat beberapa Hadis lain.

    Periwayat:
    Thahakh dalam Musykilul Atsar Dari seorang laki- laki Dari Bani Dhamrah yang menceritakan berita Dari ayahnya atau pamannya R.A


    Hadis ini berarti sunnah hukumnya melakukan aqiqah serta mendorong seseorang melaksanakannya.