Memanfaatkan Lima Macam Kesempatan

  1. Hadis:

    اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلٍ خَمْسٍ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلِ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ

    Artinya:
    "Manfaatkanlah lima macam (kesempatan) sebelum datang lima macam keadaan (sebaliknya), yaitu (1) hidupmu sebelum matimu; (2) sehatmu sebelum sakitmu; (3) saat lapang sebelum sempit (sibuk); (4) mudamu sebelum tuamu; (5) kaya sebelum miskin.”

    Asbabul Wurud:
    Secara mursal Amru ibnu Maimun bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan pelajaran kepada seorang laki-laki, yang dalam pela­jaran tersebut.Beliau menasihati: "Manfaatkanlah lima macam (kesempatan)…, dan seterusnya bunyi Hadis.”

    Periwayat:
    Imam Ahmad, An-NaSa'i, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, dan Al-Baihaqi dalam As-Syu’ab Dari Amru ibnu Maimun secara mursal. Juga oleh Al-Hakim danAl-Baihaqi dalam As-Syu’ab Dari Ibnu Abbas secara marfu'. Al-Hakim menjelaskan bahwa Hadis tersebut shah berdasarkan syarat yang ditentukan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Demikian pula Ad-Dzahabi dan As-Sayuthi memberikan tanda shahih bagi Hadis ini. Tetapi AlManakh memberikan catatan bahwa di dalam sanadnya ada seorang yang bernama Ja’far bin Burqan, yang oleh Adz-Dzahabi sendiri dalam kitab ad Dhu’afa’ digolamgkan kepada dhaif (lemah) dan termasuk yang ditinggalkan riwayatnya (matruk).


    Kata "ightahim bermakna "intahiz” artinya segeralah manfaatkan kesempatan, yaitu lima hal (keadaan) sebelum datang lima keadaan berikutnya. Lima kesempatan itu diisi dengan sungguh-sungguh dan rajin, yaitu dengan beribadah dan mengerjakan segala macam amal kebaikan sebelum luput kesempatan tersebut.

    Maka Manfaatkanlah untuk segala yang bermanfaat bagimu mumpung kamu masih hidup, yaitu dengan mengetjakan perbuatan baik; beramal Ketika masih sehat; dan kesempatan lapang dalam periode kehidupan sekarang (dunia yang fana) ini sebelum kesibukan/kesukaran yang luar biasa hebatnya di hari kiamat nanti; masa mudamu de­ngan berbagai kegiatan sebelum datang umur tua; bersedekah de­ngan harta Ketika masih kaya sebelum menyesal Ketika sudah jatuh miskin.

    Al-Ghazali mengatakan: "Dunia ini adalah satu bagian Dari tempat singgah orang yang sedang dalam perjalanan menuju Allah SWT. Sedangkan badan (fisik) ini adalah bagaikan kendaraan. Siapa yang lalai dalam mengatur waktu tempat singgahnya itu dan kendaraan yang dinaikinya tentulah tak akan sempurna perjalanannya, dan segala urusan kehidupan yang tidak Dia tur (direncanakan) selama di dunia ini tentu tak akan sempurna pula urusan Ketika perjalanan berakhir dan telah datang saat menghadap Allah SWT, dan itulah tujuan perjalanan.

    Mengenai Ja’far ibnu Burqan Al Kilabi, namanya (nama gelarannya) adalah Abu Abdullah ar Riqqi. Ibnu Hajar dalam kitab Taqribut tahdziib jilid I, hal. 129 mengatakan bahwa Dia seorang yang benar, dan ia diperhatikan orang dalam periwayatan Hadis yang berasal Dari Zuhri. Dia meninggal tahun 50 H. dan ada yang menga­takan sesudahnya.