Perintah Membunuh Anjing

  1. Hadis:

    أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ حَتَّى قَتَلْنَا كَلْبَ امْرَأَةٍ جَاءَتْ مِنَ الْبَادِيَةِ

    Artinya:
    "Aku diperintahkan membunuh anjing-anjing, sehingga kami membunuh anjing milik seorang perempuan Dari gurun pasir."

    Asbabul Wurud:
    Abu Rafi’ mengatakan bahwa pernah Jibril datang dan minta izin masuk ke rumah Nabi SAW. Setelah Beliau izinkan, Jibril tidak jadi masuk. Nabi menarik bajunya. Tetapi Jibril tetap berdiri di tempatnya ( di muka pintu). Nabi berkata: "Kami telah mengizinkan engkau masuk!” Jibril menjawab: "Benar ya Rasulullah SAW, namun kami tak akan masuk sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar (patung). Mereka menjumpai di rumah-rumah mereka (anjing). Abu Rafi’ beikata: ”Maka subuh besoknya Beliau perintahkan aku (membunuh anjing), sehingga tidak seekor anjing pun lagi yang masih ada di Medinah, melainkan aku membunuhnya. Ketika aku menjumpai seorang perempuan tukang potong, Dia memiliki seekor anjing yang sedang menyalak-nyalaknya. Aku kasihan melihat anjing itu, sehingga aku tinggalkan begitu saja (tidak membunuhnya). Aku pulang (ke rumah), tetapi memerintahkan aku lagi. Maka aku datang kembali ke tempat perempuan itu, lalu aku bunuh anjing tersebut.”

    Periwayat:
    As-Syaikhan Dari Ibnu Umar R.A , Imam Ahmad dan At-Thabrani Dari Abu Rafi’ R.A


    Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Bersihkan bejana salah seorang kamu, apabila bejana itu dijilat anjing, dan hendaklah ia mencucinya tujuh kali, dan cucian pertama dengan tanah.” dengan Hadis ini dikatakan orang bahwa tubuh anjing itulah yang najis. Tetapi Malik dan Daud az Zahiri tidak setuju pendapat itu.

    Hadis lain riwayat Dari Abu Hurairah mengenai "berburu dan menyembelih”, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang meme­lihara anjing, kecuali anjing untuk pengawal, atau anjing pemburu atau anjing pemelihara kebun, maka akan berkurang pahalanya setiap hari satu qirath.” (riwayat Bukhari dan Muslim). Hadis 'ini menun- . jukkan larangan memelihara anjing dan memusnahkan (membunuh)nya, kecuali untuk tiga hal.

    Maka kebanyakan ulama mengambil Hadis Abu Rafi’ di atas sebagai dalil bagi perintah membunuh anjing, kecuali untuk tiga macam tujuan yang disebutkan dalam Hadis Abu Hurairah. Qadhi ’lyadh berpen­dapat, bahwa pada suatu tahun Nabi melarang memusnahkannya, tetapi kemudian memerintah membunuhnya. kemudian perintah membunuh itu tidak berlaku untuk anjing bagi tiga macam keperluan, kecuali anjihg hitam. Mungkin perintah membunuh itu karena banyak anjing terserang penyakit gila, karena itu Beliau perintahkan membunuh semuanya kecuali anjing-anjing yang dipelihara untuk maksud di atas. (Subukas salam II, ha. 80, bab "berburu dan menyembelih”).