Kedudukan Utama Seorang Ibu

  1. Hadis:

    أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبَاكَ ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ

    Artinya:
    "Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, barulah bapakmu. kemudian yang paling akrab denganmu, kemudian yang akrab denganmu.”

    Asbabul Wurud:
    "Muslim meriwayatkan Dari Abu Hurairah: "Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, lalu bertanya: Siapakah orang yang paling berhak aku pergauli dengan baik? (yang paling berhak aku berbakti kepadanya). Beliau menjawab: Ibumu! Ia bertanya pula: kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: Ibumu! Ia bertanya pula: kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: Ibumu! Ia bertanya lagi: kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: Bapakmu!" Al-Bukhari meriwayatkan juga Hadis seperti itu dengan lafadh seperti terdapat dalam riwayat Ibnu Majah (Dari Mu’akhyah bin Huidah): "Siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya? Beliau menjawab seperti bunyi Hadis di atas.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Ibnu Majah Dari Mu’akhyah bin Huidah R.A At-Turmudzi ber­kata: "Hadis ini Hassan.” Sedangkan Ibnu Majah meriwayatkannya Dari Abu Hurairah.


    Hadis di atas memberi petunjuk bahwa berbakti kepada ibu lebih didahulukan Dari berbakti kepada bapak. Ibulah asal Dari segalanya. Ibu disebut "ummun” karena Daripadanyalah anak lahir. Allah berfirman: "dan sembahlah Alah, dan janganlah kamu mem- persekutukan-Nya dengan apapun, dan berbuat kebaikan kepada ibu- bapak dan kepada keluarga, terdekat.”